
Mungkinkah traveling sambil nulis. Bukan hanya mungkin, tapi harus. Di era digital ini dikenal istilah nge-vlog. Kita tahu Ngevlog adalah kegiatan membuat dan membagikan video blog atau vlog. Vlog merupakan konten digital yang berisi rekaman video tentang berbagai topik, seperti kehidupan sehari-hari, perjalanan, tutorial, dan ulasan produk. Vlog biasanya dipublikasikan di platform digital seperti YouTube, Instagram, dan TikTok.

Adakah yang hobi traveling sambil nge-vlog? Banyak sekali. Hampir setiap saat beranda kita penuh dengan travel. Biasanya disebut travel vlog, yaitu vlog perjalanan adalah kependekan dari blog video perjalanan, yang berisi rekaman vlogger yang menjelajahi berbagai tempat, mencoba makanan lokal, terlibat dalam berbagai kegiatan, dan berinteraksi dengan budaya lokal. Vlog perjalanan berperan penting dalam pariwisata dengan memengaruhi dan menginspirasi calon wisatawan.
Orangnya disebut Travel Blogger, yaitu adalah individu yang membagikan pengalaman dan pengetahuannya tentang perjalanan wisata melalui blog pribadi atau platform media sosial. Saya setiap traveling selau tidak maksimal nge-vlog. Dibutuhkan keahlian khusus ngeditnya. Sebetulnya dengan iPhone atau smartphone, segalanya bisa teratasi. Itulah mungkin yang disebut “setiap zaman ada orangnya, setiap orang ada zamannya”.

Di era sekarang, kita mengenal para traveler yang naik sepeda hingnga ke Saudi Arabia (umroh), naik motor keliling dunia seperti John Salim, camper van (Mimi dan pasutri), bahkan ada Alma yang seperti pernah saya lakukan selagi muda – liften atau numpang truk, dimana catatan perjalanannya mereka posting dalam bentuk video. Saya sering mengomentari di akun medsos mereka, agar menulis buku.
Hanya saja buat gen milenial, gen Z, dan gen Alpha harus mulai mencoba menulis. Jangan hanya memindahkan peristiwa ke video pendek dengan durasi di antara 1 hingga 3 menit. Cobalah menuliskannya setiap destinasi 3-5 halaman. Selama masih ada toko buku, para penerbit masih membutuhkan bahan tulisan. Jika hanya video saja, sekali tonton terlewat begitu saja. Tapi jika tulisan, itu akan masuk ke dalam pikiran dan hati.

coba beli buku-buku Agustinus Wibowo, Trinity, Dee Lestari, dan tentu buku-buku saya yang memiliki aroma perjalanan kuat. Akan banyak perbedaan ketika membaca buku perjalanan dengan menonton video perjalanan.

