
Saya nonton Timnas Sepakbola Indonesia melawan Myanmar di rumah. Jujur, bagi saya Shin Tae-yong sudah tepat mengirimkan pemain U-22. Mereka anak-anak muda, butuh jam bermain. Saya mantan atlet badminton Indonesia di Asian Para Games dan menyabet 5 emas (3 di Solo, 1986, dan 2 di Jepang, 1989), tahu betul arti dari kepercayaan yang diberikan pelatih.


Jadi jika kita bukan pemain apalagi pelatih, harus tahu dirilah. Ketika Timnas berhasil membekuk Myanmar di kadangnya dengan skor tipis 1-0 dari tendangan manis Asnawi ke sudut kiri atas, pengamat sepakbola tidak memberikan komentar nyinyir seperti Towel bilang, “Lihat tuh, sejatanya lemparan Arkhan kan.” Itu ngeyel, Towel.

Mestinya Towel dengan gembira merayakan kemenangan ini dan kemudian bolehlah memberi masukan yang positif. Yang Yang, pemain bulutangkis China, senjata tajamnya itu smash menyilang. Lantas Towel akan nyinyir, “Lihat, senjatanya cuma smash silang kan!” Terus komentar Towel ke King Smash?

Kalau saya jadi Towel, komentar saya begini, “Lihat! Kalian hati-hati dengan lemparan maut Arhan!” Bukan malah menghinanya! Towel, jangan ngeyel, dong!
