
Ketika Denny JA menawari untuk hadir di Festival Puisi Esai Jakarta II, 13-14 Desember 2024, saya mengiyakan akan hadir. Apalagi jadi narasumber Dialog “Puisi Esai Goes to Gen-Z” bersama Okky Madasari dan Jonminofri. Sebagai Duta Baca indonesia, setiap bulan saya menjalankn program “Duta Baca Indonesia Masuk Sekolah”. Jadi visinya sama, yaitu mengajak Gen-Z kritis terhadap lingkungan dan menulis.

Denny JA menyampaikan visinya, “Menulis puisi esai harus disosialisasikan kepada Gen-Z karena mereka penerus di masa depan. Dengan tema ‘Kesaksian Generasi Baru’, mereka akan jadi penyampai pesan zamannya untuk masa depan.”
Saya mempelajari visi-misi Festival Puisi Esai Jakarta II yang digagas Denny JA. Cukup bagus. Saya senang bergabung dengan orang-orang yang membicarakan ide-ide atau gagasan kemudian mewujudkannya. Kegiatan ini bagi saya sejalan dengan apa yang selama ini saya dan teman-teman lakukan di Rumah Dunia, yaitu regenerasi.

“Bro, kamu nanti baca puisi esai, ya,” Denny JA menyampaikan. “Puisi esai mini. Lima menit dipanggung.” Tentu saya mau. Saya melakukan riset dulu dengan panduan Puisi Esai Mini yang digagas Denny JA. Saya memutuskan mengangkat tema tentang perempuan-perempuan di negeri ini yang diperkosa kemudian dibununuh dan dikubur tanpa batu nisa. Datang, ya. Saya kebagian membaca puisi esai mini, Sabtu 14 Desember 2024, pukul 20.00 WIB di PDS HB Jassin, Taman Iismail Marzuki, Jakarta.
Gol A Gong
