
Puisi Esai Goes to Gen-Z sejalan dengan apa yang saya lakukan, yaitu Duta Baca Indonesia Masuk Sekolah. Saya ingin Gen-Z dan Gen-Alpa memiliki keterampilan menulis (esai, puisi, cerpen, dan novel). Dengan jumlah penduduk 270 juta. Jurang pemisahnya sangat jauh antara penulis dan pembaca. Kita harus membantu agar orang Indonesia, siapa saja, terutama Gen Z dan Gen Alpha yang terbelenggu audio-visual, bisa memiliki keterampilan menulis.


Denny JA dengan Komunitas Puisi Esai juga menginginkan hal sama, yaitu Gen Z dan Gen Alpha memiliki keterampilab menulis, khususnya Puisi Esai. Merekalah – Genn Z dan Gen Alpha – inilah yang kemudian disebut sebagai “Kesaksian Generasi Baru”. Mereka harus memiliki sifat kritis terhadap lingkungannya. Fenomena yang terjadi di sekeliling jangan sampai terlepas dari sikap kritis mereka. Ini tidak beda dengan “Siswa Bertanya, Sastrawan Menjawab”

Puisi Esai Goes to Gen-Z bagi saya adalah satu cara mengenalkan sastra (puisi) kepada anak-anak yang terbelenggu audio-visual. Hal inilah yang membuat saya tertarik bergabung. Apalagi para mentornya beberapa sudah saya kenal dekat; Agus R Sarjono, Jamal D Rahman, Okky Madasari, Isbedy Stiawan zs, Sastri Bakri, Fatin Hamama, Ahmad Gaus, Joni Aryadinata, Jodi Yudhono, dan sederet nama lainnya yang dikenal sebagai penulis.



Mari kita bergerak menularkan Gerakan Indonesia Menulis di masing-masing komunitas yang kita kelola. Atau kita berkolaborasi. Tujuannya sama: Inonesia tidak lagi disebut budaya baca-tulisnya rendah.
