KOPI PANGKU
Puisi Gol A Gong

Seorang wanita Jawa menanak air laut
senja robek di Natuna selatan China
kursi-kursi berjejer di pasir kasar
kopi plastik dipajang siap ditawarkan
diaduk keruh dengan gula sembilu
keringat bercampur lenguh kuda binal.

“Malam dingin di Natuna, apakah langit
penuh bintang?” istriku tersenyum di rumah.
Kujawab, “Hanya ada wajahmu di bintang.”

Wanita Jawa menyiapkan kursi pengantin
menanyakan apa maharnya kepadaku
dipersilahkannya gadis muda dipangku
segelas kopi dalam genggaman kucing nakal
meliuk musik hasrat sekarung keringat.

Setiap menghitung satu gelas kopi plastik
diaduk dengan desahan panjang
“Hilang lagi satu anakku,” tulisnya pilu.

Kau tahu Jakarta melipat ini di balik map
tak peduli negeri tetangga memanjakan
aku si pengembara menandai di buku harian
kopi di negeriku terancam kedaulatan

kopi diaduk kopi dipangku
rasanya tak sepadan dengan harga diri

*) Ranai, Natuna 26 Okt 2011

Please follow and like us:
error69
fb-share-icon0
Tweet 5