
Akhir tahun 2024 ada 3 peristiwa yang membutuhkan perhatian khusus. Pertama, Presiden Rumah Dunia – Abdul Salam – sakit keras. Ada gejala gagal ginjal. Kedua, anak lanang yang sejak kelas 5 SD (2012) beasiswa di Abu Dhabi (sekarang kuliah S2) mau nikah, ketiga ya 3 anak lainnya.
Ternyata itu jadi pikiran saya dan isteri. Sulit untuk tidak memikirkan. Betul kata Bapak-Emak, “Kamu nyuruh kami nggak mikirin kamu? Nanti kamu merasakan seteah adi orang tua.”

Kemudian kaki melangkah ke halaman samping. Ada bonsai beringin yang saya letakkan di tanah – tapi tetap masih di dalam pot. Hanya saja karena di permukaan tanah, akar-akarnya menembus pot sehingga tumbuh besar.
Saya ambil gunting. Saya ingat, sering menonton film kung fu. Halaman rumahnya banyak dihiasi bonsai. Itu seni kuno dari Tiongkok dan Jepang. Umurnya sudah lebih dari seribu tahun yang lalu. Kata “bonsai” merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jepang: “bon” yang berarti nampan atau pot, dan “sai” yang berarti ditanam. Jika digabungkan, kata “bonsai” berarti “ditanam dalam nampan.”


Saya mulai fokus mengguningi ranting-ranting yang tinggi dan melebar. Saya susun jadi 2 level saja. Ternyata itu menyalurkan pikiran yang tadinya agak tegang, sekarang jadi lebih ringan. Saya memang senang bertaman. Rencananya mau rutin merawat taman.

