Oleh Endang Rukmana

Barusan saya tersadar, seberapa dekat/berkesannya seseorang dalam hidup kita salah satunya saat orang tersebut meninggal dunia. Tanpa dapat ditahan, saya menangis dan terbata-bata saat menceritakan tentang Abdul Salam kepada Emak dan adik saya Niken Ayu. Salah satunya cerita pertemuan terakhir Kang Anas Al Lubab saat menjenguk Salam tadi malam. Salam minta dipeluk, kemudian Kang Anas bantu menggunting kuku Salam. Dalam kondisi batuk pilek saya belum sempat menjenguk Salam. 😢

Saya menangis karena mengenang kebaikan Salam pada diri saya. Dia tidak datang pada saya di saat saya sedang di puncak, sebaliknya dia selalu hadir menyapa di saat-saat saya jatuh dan terpuruk. Di saat-saat saya berusaha bangkit. Di saat saya mulai merintis usaha. Bahkan Salam masih sempat menanyakan kabar saya sebulan yang lalu. Orang ini sungguh baik hatinya.

Foto terakhir saya dengan Salam di tahun 2022 bersama kawan relawan Rumah Dunia lainnya. Saat foto ini diambil kami semua masih jomblo. Sekarang mereka semua sudah berkeluarga, kecuali saya. Abdul Salam menikah dengan Diofanny Diofanny sesama relawan Rumah Dunia dan dianugerahi satu orang anak.

Selamat jalan, Abdul Salam. Kamu berhasil menjadi manusia yang meninggalkan kesan yang sangat baik dan mendalam di hati saya (dan saya yakin di hati banyak kawan lainnya). Saya merasa bangga dan beruntung menjadi kawanmu. (*)

#) Endak Rukmana adalah relawan Rumah Dunia angkatan pertama (2002), menulis beberapa novel, dan penerima UNICEF Award for Indonesian Young Writer (2004)

Please follow and like us:
error69
fb-share-icon0
Tweet 5