
Oleh: Aii Aayy-Relawati Rumah Dunia
Detik Akhir Detik Awal (DADA) Rumah Dunia 2024 memberikan nuansa yang berbeda dari sebelumnya. Acara kali ini dibalut dengan suasana berkabung; seluruh panitia dan peserta mengenakan dress code berwarna hitam.
Aku dan beberapa teman relawan yang pernah mengikuti kegiatan DADA di tahun-tahun sebelumnya sempat berpendapat bahwa acara DADA 2025 akan dibatalkan. Sebab, H-1 kegiatan, musibah besar menimpa kami. Keluarga besar Rumah Dunia tengah berduka—Abdul Salam HS telah berpulang karena penyakit yang dideritanya.


Di tengah persiapan yang sudah 90% matang, aku sempat ragu untuk datang. Aku merasa bahwa kita sedang berduka dan mungkin belum siap melihat beberapa sudut Rumah Dunia yang biasa menjadi spot favoritnya. Hal yang sama juga dirasakan oleh beberapa teman relawan lainnya.
Namun ternyata, pendapatku dan beberapa teman berhasil terpatahkan. Acara DADA kali ini dikemas dengan nuansa kesedihan, namun tidak terjebak dalam duka yang berlarut-larut. Beberapa testimoni dari relawan-relawan yang pernah berjuang bersama Almarhum membuatku sadar bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti akan datang, dan kebaikanlah yang akan terus dikenang.

Berduka adalah hal yang wajar, tetapi cara menutup luka adalah sesuatu yang harus diupayakan agar kita tidak tenggelam dalam kesedihan. Mengenang kebaikan dan berdoa agar amal-amal Almarhum terus mengalir sebagai pahala selamanya adalah hal terbaik yang bisa kita lakukan untuknya. Semoga amal kebaikannya mampu menolongnya di akhirat nanti.
Selamat jalan, Abdul Salam HS. Dan selamat menyambut tahun baru untuk semua, dengan harapan-harapan baik untuk kita dan Rumah Dunia.

