Oleh Langlang Randhawa
Pemilik punggung inilah dalang di balik lahirnya novel saya yang berjudul Kiamat Masih Lama (2018). Dia adalah Abdul Salam, Presiden Rumah Dunia yang baru saja pulang menuju jalan keabadian. Dari dulu dia adalah layouter handal dan penuh dedikasi. Selain menata letak visual naskah, dia juga penjaga gawang proses cetak yang tangguh.
Alkisah, novel KML sudah rampung cetak. Kawan Salam yang handle percetakan di jogja menitipkan KML pada satu bus malam yang menuju Kota Serang. Saya lupa nama busnya. Salam mengabarkan bus akan tiba di patung jam 1 malam. Tapi menjelang jam 1, kondektur tak tak bisa dihubungi.
“Kakang tidur aja. Saya bangunin kalau ada kabar lagi,” saran Salam.
Saya tidur dan bangun subuh. Ternyata salam masih melek. Jam 5.30 kondektur kontak Salam untuk pengambilan barang. Saya dan Salam pun segera menuju Patung.
Ini adalah moment pagi hari sekira jam 6 pagi, saat saya dan beliau menunggu bus malam yang akan mengantar novel KML yang sudah selesai cetak. Matanya tak berhenti melihat bus-bus yang keluar tol dan melintas di Patung. “Jangan sampe lolos ke Merak, Kang. Tenang aja.”
Salam sangat semangat dan meyakinkan kalau novel saya akan selamat sampai tujuan. Padahal saya tau dia belum tidur. Tapi matanya terus menyala, memeriksa bus dan nomor serinya. Hingga kemudian, “Itu busnya, Kang!” Alhamdulillah. Novel KML pun selamat. Salam pun istirahat. Selamat tidur, Abdul Salam.
*) Langlang Randhawa, relawan Rumah Dunia sejak 2004 dan kini penulis skenario FTV dan sinetron di TV Swasta