Oleh Yori Tanaka

Butuh waktu dua hari untuk menyakinkan diri bahwa kabar wafatnnya Abdul Salam @as_kelanaraya bukanlah mimpi. Meski hampir separuh beranda sosial media mengabarkan duka itu, tapi rasanya, apa ya.. Meski hanya mengikuti perkembangannya lewat story @diofanny31 dengan semangat keduanya berjuang dalam badai ini, dan saat perjuangan itu telah usai, rasanya begitu perih menyayat. 😭

Tiba tiba pikiran diserbu suara khasnya saat menyapa, bicara, berkomentar, dan membaca puisi. Suara yang tidak akan terlupa. Kesan tentangnya mungkin juga tidak jauh berbeda dengan kesan teman-teman yang lain. Dia baik, senang membantu, mau mengapresiasi karya-karya juniornya sejelek apapun. 😅

Saat melihat lihat kembali album di fb, ternyata Salam adalah relawan Rumah Dunia yang fotonya paling banyak di jepretan saya. 😁 Ya Robb, duka ini rasanya begitu dalam. Duka kehilangan seorang guru, seorang teman yang hangat.

Lam, ijinkan saya membacakan puisimu. Puisi yang selalu bagus.

Jika aku harus berjalan lagi
di kota ini, suara suara akan lebih
terdengar bising, sedangkan aku
tak mengenal siapa pun untuk bertanya
dan berjabat tangan ketika kakiku
terkilir didalam lobang
(Berjalan di Kota Ini)

Berlayarlah seluruh kenangan
dengan tangan melambai ke belakang
meninggalkan pepohonan dan cinta
yang legam di ujung ujung daratan
(Di Ujung Senja)

😭😭😭

Selamat jalan, penyair.
Tuhan memberi salam kepada para penyair!

*) Yori Tanaka relawan Rumah Dunia 2007, domisili di Mauk, Tangerang

Please follow and like us:
error69
fb-share-icon0
Tweet 5