Oleh: Muhzen Den

Menurut KBBI, editor dibagi menjadi beberapa tugas kerja yang berhubungan dengan naskah, penyampaian berita, maupun memanajeri penyuntingan. Ada pula editor yang berhubungan dengan aplikasi komputer berupa foto, film, dan benda lainnya.

Kali ini kita akan membahas tentang editor yang berhubungan dengan naskah, surat kabar, maupun struktur bahasa.

  1. Editor adalah orang yang mengedit naskah tulisan atau karangan yang akan diterbitkan dalam majalah, surat kabar dan sebagainya.
  2. Editor bahasa adalah seorang penyunting naskah yang akan diterbitkan dengan memperhatikan ejaan, diksi, dan struktur kalimat.
  3. Editor penyelia adalah manajer penyunting yang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas para penyunting secara tepat dan efisien sesuai dengan yang ditentukan.
  4. Editor pengelolah adalah petugas yang bertanggung jawab atas penyampaian berita di televisi dan radio (pada surat kabar dan majalah disebut redaktur pelaksana).

Menjadi editor itu gampang dan tidak sulit. Kalian hanya butuh kemahiran dalam berbahasa, baik itu memahami ejaan, diksi, dan struktur kalimat, serta memiliki wawasan informasi yang luas. Selain itu, kalian juga harus menjadi orang yang ‘lapar’ dalam membaca, menyimak, dan menulis. Tiga aktivitas literasi itu memang terlihat remeh jika diungkapkan, tapi akan menjadi boomerang jika kita tidak melakukan sama sekali dari ketiga fungsi tersebut.

Menjadi editor itu sulit dan susah. Kalian akan bekerja dalam sistem tekanan deadline (jika bekerja di media massa/media cetak) yang mengharuskan kita berpikir keras dan kreatif. Kerja-kerja kreatif sebagai editor tidak bisa dianggap sepele ataupun main-main. Apalagi kalian yang baru memulai ingin jadi penulis, juga harus bersedia menjadi editor untuk naskah tulisanmu sendiri.

Menjadi editor itu mulia dan istimewa. Kalian seolah-olah menjadi Tuhan pada setiap naskah yang disunting. Untung, jika kalian menjadi editor naskah di penerbitan lalu menyunting sebuah naskah cerita yang kalian bisa memperbaiki bahkan mengubah cerita biasa saja menjadi luar biasa. Bahkan, kerja-kerja menjadi editor itu seperti masuk dalam dunia tanpa hiruk-pikuk. Menyelami setiap naskah atau cerita tanpa kegaduhan, yang tiba-tiba naskah kita bidani menjelma sebuah karya dalam bentuk buku maupun media lainnya.

Jangan menjadi editor jika kalian tidak siap menjadi seorang yang kutu-buku. Sebab, ibaratnya seorang editor itu seperti perpustakaan berjalan yang di dalam isi kepalanya harus ada berbagai macam buku atau wawasan informasi. Jika kalian yang malas baca, menonton televisi/film, malas menyimak diskusi, dan malas menulis, lebih baik cari profesi lain saja yang mendukung kemalasanmu.

Please follow and like us:
error69
fb-share-icon0
Tweet 5