
Oleh: Zaeni Boli
Pagi tadi, saya menjumpai motor tua saya terparkir di depan rumah dalam kondisi ban bocor. Kondisi ini cukup menyulitkan, apalagi jika tidak segera diperbaiki. Meski suasana kota masih terasa libur dan banyak toko tutup, saya tetap berusaha mencari bengkel yang buka.

Di tempat pertama, bengkel memang sudah buka, tetapi pegawainya belum datang. Sementara itu, di tempat kedua, sudah banyak motor yang mengantre. Kebetulan, saya mendapat giliran ketiga untuk memperbaiki ban bocor motor saya. Ban tersebut ditangani oleh seorang pemuda magang di bengkel tersebut. Dari caranya bekerja, saya bisa melihat bahwa ia belum terlalu menguasai pekerjaannya. Hal ini tampak dari beberapa hal kecil, seperti menempatkan titik bocor ban di tungku api untuk menempelkan karet perekat, hingga proses bongkar pasang ban yang masih terlihat kaku.
Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa keahlian memang harus terus diasah, apa pun bidangnya. Begitu pula dengan kemampuan menulis. Saya yang masih awam dalam hal ini sering melakukan kesalahan, misalnya dalam menempatkan tanda baca atau merangkai kalimat. Namun, saya percaya, kemampuan menulis akan semakin membaik seiring usaha kita untuk terus mengasahnya.
Dalam hal ini, saya selalu teringat kata-kata penyair Banten, Toto St. Radik: “Taruh golokmu, asah penamu.” Kalimat ini sangat menginspirasi saya untuk terus belajar menulis dan tidak menyerah pada keadaan. Dengan menulis, kita sebenarnya sedang mengasah daya pikir dan melatih berpikir kritis—sesuatu yang sangat penting di tengah banyaknya orang yang terbuai oleh hal-hal remeh dan malas mencari tahu apakah sebuah berita itu benar atau hanya hoaks belaka.
Prinsip mengasah kemampuan ini tidak hanya berlaku untuk menulis, tetapi juga untuk bidang lain, seperti keterampilan olahraga. Sebagai contoh, Cristiano Ronaldo menunjukkan kepada kita bagaimana konsistensi dan kerja keras selama satu dekade terakhir dapat membawa seseorang ke puncak kariernya. Dengan terus mengasah kemampuan, kita dapat mencapai titik tertinggi dari perjuangan kita.
Jadi, apa pun bidangnya, jangan pernah berhenti belajar dan berlatih. Karena sejatinya, kemampuan yang terasah adalah kunci keberhasilan.
