
Oleh Jordy Alghifari Harris
Banyak sekali yang ingin diceritakan dari perasaan ini jika ngomongin tentang almarhum om Abdul Salam HS (Presiden Rumah Dunia 2018-2024).

Hadirnya om Salam ke Rumah Dunia pada tahun 2007, di saat umur saya baru 3 tahun. Waktu bergulir, kakakku dapat beasiswa ke Abu Dhabi pada 2012.
Kemudian beliau membuatku memiliki sosok kakak kembali. walaupun sebetulnya kakak kandung masih ada, tetapi om Salam dapat membuat kedekatan emosional menjadi sama, seperti menggantikan kerinduan kakak yang pulang 6 bulan sekali, kadang setahun sekali. Di saat luang juga, aku suka main badminton bersama almarhum.

Pada saat aku duduk di bangku kelas 3 SMA, aku datang ke kafe Rendez-vous di Rumah Dunia yang dikelola almarhum. Lalu, aku memesan kopi susu buatan almarhum. Beliau datang dengan kopi susu pesananku, lalu menaruh di meja dan duduk di depanku.
Aku mulai meneguk secangkir kopi susu, dan mulai bercerita kalau aku sedang bingung dengan masa depanku. Sesudah aku bercerita, beliau melihat ke arahku lalu tersenyum. Beliau mengajakku untuk membuat film pendek sketsa, aku menerima ajakannya.

Setiap harinya aku dan beliau berdebat, bercanda, berkhayal tentang alur cerita. Kami berhasil membuat 5 film pendek sketsa, yang aku upload di reels instagram aku. Dari situlah aku sudah bisa memilih jalan masa depanku. Di moment inilah akan aku kenang abadi selama lamanya.
Sekarang, aku kuliah di kampus Jogja Film Academy (JFA). meneruskan yang sudah aku mulai bersama beliau dimasa masa aku SMA.

###
Setelah kepergian almarhum pada tanggal 30 desember 2024, aku belum bisa menerima kepergiannya. Karena beliau sudah aku anggap kakak sendiri, pengganti kakak kandungku yang jarang pulang ke rumah karena pendidikan di tanah Arab sana.

05 januari 2025, tepat 7 hari setelah kepergian beliau, rasanya aku belum bisa menerima kepergian beliau. Aku masih berharap bahwa ini semua adalah mimpi. Kini, aku pergi ke rumah almarhum untuk menghadiri tahlilan setelah 7 hari kepergiannya.



Terimakasih banyak om Salam, atas semua ilmu yang telah diberikan kepada aku. Tanpamu, aku tidak akan bisa jadi seorang mahasiswa film. Sekali lagi terimakasih banyak. Semoga kebaikan beliau bisa menjadi jalan menuju pintu surga. (*)



