
Oleh: Muhzen Den
Dalam komunikasi berbahasa kita harus memahami bagaimana sikap lawan bicara kita dan siapa yang kita ajak berbicara. Ragam komunikasi ini penting untuk dipahami agar kita menyampaikan pesan bahasa tersebut berlangsung sepadan atau seimbang.
Kata ‘padan’ dalam kelas bahasa dipahami sebagai suku kata yang berfungsi untuk membandingkan atau menyeimbangkan. Dalam KBBI, padan artinya ‘banding dan imbang’. Jika digunakan dalam berkomunikasi kata padan biasanya sering disematkan pada fungsi membandingkan suatu objek dengan objek lainnya, atau menyeimbangkan suatu benda dengan benda lainnya.
Bahkan, kata padan bisa menjadi padanan artinya kata yang sama makna pada dua bahasa. Misalnya dalam dialog komunikasi kita sering menggunakan kata ‘kamu tidak selevel’ atau ‘kamu belum sepadan’ yang secara makna sama dalam dua suku kata bahasa yang berbeda.
Namun, kata padan seolah-olah menjadi fungsi bahasa yang sering digunakan dalam komunikasi berbahasa tingkat atas untuk merujuk suatu objek. Sementara di tataran tingkat bawah kita biasa menggunakan kata level sebagai fungsi bahasa dalam berkomunikasi.
Kalau begitu, bagaimana dengan sepandan? Ini ragam suku kata yang berbeda makna dalam berbahasa. Sepandan atau pandan lebih merujuk pada objek tanaman atau tumbuhan berdaun hijau dengan wangi yang khas dan memiliki manfaat dalam kegunaannya. Tanaman bisa tumbuh hampir satu meter lebih jika ditanam pada lahan yang subur.
Dulu, saya pernah menanam pohon ini selain dimanfaatkan daunnya, juga bisa jadi tanaman hias dan pagar. Namun, semakin banyak dan tumbuh tanaman pandan ini, akan tampak seperti belukar. Sebab, rawan dihinggapi serangga hama untuk bertelur, berevolusi menjadi ulat dan kupu-kupu, bahkan jadi tempat singgah hewan liar macam ular.
Awalnya saya dan istri menyukai tanaman ini tumbuh di halaman rumah. Tapi, lambat laun, kami melihat kadang ada beberapa telur serangga yang jadi ulat bulu bergerilya ke lantai rumah. Kami merasa risi dan akhirnya memotongnya, atau dipindahkan ke tempat tak jauh dari got atau selokan air.
Padahal, kami memanfaatkan daun pandan untuk masakan atau membuah makanan kue dan lainnya. Itulah kenapa sepadan tak sepandan karena dua suku kata ini memiliki makna berbeda dalam bahasa.

