
Rumah Dunia bergulir pertama kali di garasi rumah kami pada 1998, terus pindah ke teras. Relawannya masih saya dan isteri – Tias Tatanka, yang sedang hamil anak pertama. Terus bergulir, lahir Nabila (1998), setahun kemudian lahir Gabriel. Saya merasa karakter mereka tertukar. Bella miip saya, Gabriel ke ibunya.


Pada 2000, Banten jadi provinsi. Saya berhasil membebaskan kebun di halaman belakang rumah seluas 1000 meter persegi. di kebun itulah perpustakaan Rumah Dunia kami dirikan. Bergulir seadanya, semacam sosialisasi. Masih fokus ke anak-anak.

Saya masih bekerja di RCTI. Tias yang jadi relawan reguler. Saya pas Sabtu dan Minggu pulang membawa aneka macam hadiah yang saya beli di bus. Nabila (4 tahun) dan Gabriel (3 tahun) jadi relawan pertama untuk anak-anak. Tias menyusun kegiatan reguler berupa mendongeng, mewarnai, menggambar, sandiwara, dan makan-makan. Sebulan sekali Tias menyelenggarakan aneka lomba untuk anak-anak. Kami betul-betul jadi pelayan dengan tujuan anak-anak kampung menenal dunia literasi baca dan tulis.


Jika saya pulang, saya mendengarkan Tias, Nabila, dan Gabriel bercerita. Seru ceritanya. Misalnya tentang Nabila dan Gabriel yang melap;okan ada anak kelas 3 belum bisa membaca sedangkan kedua anak kami sudah bisa membaca. Atau cerita tentang “Istana Mainan” yang diisi mainan kedua anak kami yang sudah lama agar anak-anak kerasan. Tapi mulai menyusut karena dibawa pulang anak-anak kampung secara diam-diam.
Gol A Gong


