Oleh: Aii Aayy

Kemarin, setelah berhasil menerobos hujan untuk kembali beraktivitas kerja, aku dihubungi oleh atasan kerjaku untuk mengikuti takziah ke rumah salah satu pegawai di PLN. Aku, yang secara usia terhitung lebih muda dari mereka, mencoba mengikuti arah pembicaraan selama berada di kediaman Mbak Ita.

Lingkungan kerjaku saat ini memang lebih didominasi oleh bapak-bapak yang sudah cukup berusia. Tak jarang, aku mendengar pembahasan yang seolah tak pernah habis untuk dibahas oleh mereka, yaitu kesehatan.

Sebenarnya, pembahasan tentang kesehatan seharusnya tidak mengenal usia. Namun sejauh ini, kalangan usia 50 ke atas yang lebih sering mengangkat topik kesehatan. Padahal, penyakit bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia.

Aku sedikit merefleksikan diri—ternyata, pembahasan tentang kesehatan ketika berdiskusi dengan teman-teman sebaya jarang sekali terjadi. Bahkan, mungkin kami lebih sering membahas kuliner terbaru yang ingin dijajaki, tanpa terlalu memikirkan kandungan zat yang bisa membahayakan kesehatan.

Dari sekian banyak pembahasan mengenai kesehatan itu, aku jadi berpikir bahwa investasi jangka panjang bukan hanya soal pendidikan atau harta, tapi investasi kesehatan pun tak kalah penting. Jika investasi pada umumnya sering dikaitkan dengan uang atau kekayaan, investasi kesehatan dan pendidikan memiliki konteks yang sedikit berbeda. Memang, keduanya tetap akan bersinggungan dengan keuangan, tetapi di sisi lain, keuangan tersebut harus dikelola untuk menyediakan fasilitas medis serta kesiapsiagaan menjaga kesehatan, terutama di masa tua mendatang.

Ada beberapa hal penting yang perlu dipersiapkan dari pembahasan soal kesehatan ini. Mulai dari aktivitas olahraga yang konsisten, mengenal jenis makanan yang baik dan tidak baik dikonsumsi, pola makan sehat, manajemen stres yang baik, hingga pemeriksaan kesehatan rutin.

Melihat semangat bapak-bapak di lingkungan kerja yang begitu antusias menerapkan pola hidup sehat, aku merasa terketuk. Seharusnya, kita yang masih berusia muda bisa lebih dini menerapkan pola hidup sehat demi mempersiapkan masa tua nanti. Dimulai dari hal kecil seperti berjalan kaki minimal 5.000 langkah setiap hari. Ini adalah salah satu cara untuk membantu jantung bekerja dengan baik.

Kuncinya memang konsistensi. Mulailah dari kebiasaan kecil yang dilakukan secara teratur, serta kelola cara kerja otak untuk menjaga kesehatan mental. Aku merasa senang bisa berbagi cerita dengan mereka, menularkan energi positif, dan mendorong diri sendiri agar lebih selektif dalam memilih makanan—terutama yang mengandung banyak gula, lemak, dan zat berbahaya lainnya.

Meskipun penerapannya harus dilakukan secara bertahap, menjaga konsistensi tetap menjadi tantangan tersendiri, terutama di saat motivasi sedang menurun.

Usia yang tidak lagi muda memang rentan terserang penyakit. Namun, siapa sangka usia muda pun bisa terganggu kesehatannya jika pola hidupnya tidak sehat. Aku menuliskan catatan ini sebagai pengingat bagi diriku sendiri. Semoga aku, dan kita semua, bisa lebih peduli lagi terhadap kesehatan.

Selamat menjaga kesehatan untuk menyayangi diri sendiri dan keluarga di masa tua, ya. Semoga kita semua selalu sehat!

Please follow and like us:
error69
fb-share-icon0
Tweet 5