
Oleh: Eka Herlina
Aku pikir hidup dengan dikelilingi banyak orang baik di sekitar kita adalah kehidupan yang sukses. Bahkan jika aku tidak berhasil di masyarakat, aku bisa menjalani hari yang sukses setiap hari berkat mereka.
Minjoon – Welcome to The Hyunam-dong Bookshop, hal. 353
Membuka toko buku mungkin bagi Yeong-ju hanyalah sekadar pelarian dari kehidupan sebelumnya yang menyesakkan. Tapi siapa sangka, melalui toko buku yang dikelolanya, ada ragam kisah orang-orang yang mampir dan sedang berjuang menyembuhkan diri dari kehidupan sosial; sejenak melepaskan lelah di toko buku Hyunam-dong.
Semua bermula dari ucapan pelanggan bernama Ibu Mincheol yang berkunjung ke toko buku Hyunam-dong, sebuah toko buku yang berada di antara deretan perumahan di Hyunam-dong.

“Kalau pemilik tokonya hanya duduk seperti itu, kau pikir orang-orang akan berkunjung ke sini? Menjual buku kan kegiatan berdagang, tapi kenapa kau malah duduk saja? Mencari uang itu tidak gampang, lho!”
(Ibu Mincheol – hal. 6)
Ibu Mincheol pun berbagi cerita dan perasaannya yang sedang ia alami—tentang sakit yang sulit ia katakan kepada siapa pun.
“Aku penasaran seperti apa jadinya jika aku hanya duduk-duduk saja sepertimu. Kalau begitu, mungkin saja aku bisa berhenti menangis lebih cepat. Aku menangis begitu lama. Aku harus menangis setiap kali ingin menangis. Ku dengar kita harus menangis saat perasaan kita ingin menangis. Jika aku bisa bertahan, maka kondisiku perlahan akan membaik.”
(Ibu Mincheol – hal. 9)


Perenungan Yeong-ju dan Perubahan Toko Bukunya
Cerita Ibu Mincheol membawa Yeong-ju pada perenungan tentang hidupnya akhir-akhir ini, yang juga lebih banyak menangis soal masa lalunya. Ia sadar, selama ini dirinya hanya terfokus pada hobinya yang suka membaca novel, karena buku seolah-olah memahami tanpa peduli kepribadian Yeong-ju.
Yeong-ju pun menyadari bahwa selama ini ia telah mengabaikan toko bukunya. Alih-alih menarik lebih banyak pelanggan, Toko Buku Hyunam-dong lebih fokus untuk memperkuat eksistensi sebagai toko buku. Ia pun mulai berbenah, sehingga toko bukunya lebih nyaman dan menjadi ruang yang ingin dikunjungi oleh orang-orang yang kebetulan lewat.
Menemui Diri di Toko Buku Hyunam-dong

Yeong-ju mulai rutin mengunggah banyak hal tentang toko buku Hyunam-dong serta buku-buku rekomendasi untuk dibaca, sehingga orang-orang mulai tertarik untuk singgah. Tidak sampai di sana, ia juga merekrut barista untuk mengisi ruang kedai kopi yang menyatu dengan toko buku tersebut.
Kemunculan karakter Hee-ju, seorang ibu yang rutin mengunjungi toko buku Hyunam-dong, menambah dinamika cerita. Hee-ju sedang mengalami fase depresi, terutama dalam menghadapi anaknya yang lebih senang menghabiskan waktu dengan rebahan. Hee-ju pun meminta Mincheol untuk mengunjungi toko buku Hyunam-dong, terlepas dari apakah Mincheol suka membaca atau tidak.
Yeong-ju akhirnya mempekerjakan Minjoon untuk mengisi posisi barista. Bagi saya, kehadiran sosok Minjoon yang awalnya terlihat pendiam adalah awal daya tarik untuk tenggelam dalam cerita yang disajikan oleh Hwang Bo-reum melalui buku Welcome to The Hyunam-dong Bookshop ini.
Persahabatan, Kehangatan, dan Kisah Manusia di Toko Buku
Toko Buku Hyunam-dong bukan sekadar toko buku biasa. Di dalamnya, hadir ruang bercerita dari sudut pandang pembaca, tentang dunia penulis melalui acara bedah buku, serta bagaimana cara Yeong-ju mengelola toko buku atau manajemen usaha toko buku. Toko buku ini juga menjadi tempat berkumpulnya kisah orang-orang yang datang, dan tentunya mereka yang terlibat di dalamnya, sehingga akhirnya menjalin hubungan akrab dengan Yeong-ju.
Misalnya, sosok Minjoon yang memiliki keresahan hati soal dunia karirnya, karena impiannya bekerja di perusahaan besar belum juga terwujud. Namun, hari-hari di Toko Buku Hyunam-dong membuatnya merasa nyaman menikmati waktu bersama biji kopi favoritnya.
Ada pula Jimmy, teman dekat Yeong-ju sekaligus bos pemasok biji kopi Goat Bean, yang menyimpan kisah pahit dalam hubungan pernikahan.
“Aku salah karena mencoba merangkul sesuatu yang tidak bisa kubawa pergi. Kini aku menyadari bahwa hidup yang baik adalah hidup ketika kita bisa menyelesaikan sesuatu dengan baik. Ada banyak kasus ketika hanya membiarkan semua masalah terjadi karena merasa takut, tidak enak dipandang orang lain, dan takut menyesal. Begitu juga denganku. Tapi kini aku merasa nyaman.”
(Jimmy – hal. 358)
Sementara itu, ada Jung-seo yang menjadikan Toko Buku Hyunam-dong bukan untuk membaca buku, melainkan sebagai ruang untuk merajut dengan tenang, melupakan sejenak rasa lelah setelah berhadapan dengan dunia kerja.
Mereka yang sedang berjuang dengan masalah pribadi pun dihadapkan pada kenyataan untuk menjalin hubungan baru di Toko Buku Hyunam-dong. Ruang menenangkan di toko buku ini berujung pada pertemanan akrab, di mana satu sama lain saling menyembuhkan melalui percakapan-percakapan mendalam antara tokoh-tokoh yang sering hadir di sana. Mereka yang sempat kehilangan arah pun menemukan diri mereka kembali di toko buku yang dikelola oleh Yeong-ju ini.
Heartwarming dengan Alur yang Santai

Jika diibaratkan dengan sebuah situasi, novel asal Korea Selatan ini seperti menikmati secangkir cokelat hangat kala hujan di sore hari. Tenang dan menyenangkan, dengan cerita yang ringan, sederhana, dan menggambarkan realitas kehidupan sosial yang kerap dihadapi.
Alur yang lambat dan beberapa karakter yang tiba-tiba muncul serta datang dan pergi sempat membuat saya sedikit bosan, sehingga berhenti sejenak membacanya. Namun, sejujurnya cerita yang disajikan tetap menyisakan kesan hangat dan menyenangkan, serta impian untuk ikut menjadi bagian dari pengunjung Toko Buku Hyunam-dong.
Hwang Bo-reum berhasil mengasah sisi humanis pembaca untuk berhenti sejenak dari hiruk-pikuknya hari-hari, melalui kalimat-kalimat bijak penuh makna dalam setiap obrolan yang dilakukan para tokoh di buku ini.
Yup, Welcome to The Hyunam-dong Bookshop tidak hanya berpusat pada Yeong-ju semata, tetapi juga pada kehadiran cerita orang-orang yang terlibat di dalamnya, yang tanpa sadar menemukan kembali energi semangat untuk menjalani hari-hari dengan lebih baik.
“Aku berharap cerita-cerita yang terjadi di sekitar hidupku juga bisa menjadi cerita yang bagus untuk diceritakan kepada orang lain.”
Yeong-ju – Welcome to The Hyunam-dong Bookshop, hal. 374
Judul: Welcome to The Hyunam-dong Bookshop
Penulis: Hwang Bo-reum
Penerbit: Grasindo
Tahun Terbit: 2024
Tebal Buku: 400 halaman
Tentang Penulis: Eka Herlina, seorang perempuan yang masih belajar menjadi penulis yang baik. Penikmat cerita, pengemar transportasi kereta api serta penyuka masakan Minangkabau dan Sunda.

RAK BUKU mulai Mei 2024 tayang satu minggu sekali. Rak Buku adalah resensi buku. Upayakan tulisannya membangun suasana lokasi membaca, personal literatur. Boleh juga menulis seperti catatan perjalanan. Panjang tulisan 500 hingga 700 kata. Honor Rp100 ribu. Sertakan foto diri, bio narasi singkat, identitas buku, nomor WA, rekening bank, foto-foto cover buku,  penulisnya sedang membaca bukunya. Kirim ke email golagongkreatif@gmail.com dan gongtravelling@gmail.com dengan subjek: Rak Buku.
