
Peribahasa ini mengandung arti: susah dan senang ditanggung bersama. Pernahkan kamu memiliki sahabat seperti itu? Tentu jarang. Saya justru pernah punya teman saat di SMA. Susahnya dia, susahnya saya juga. Senangnya dia, nah, itu dia. Senannya dia, tidak berdampak apa-apa kepada saya. Malah dia pergi entah ke mana.
Saya juga pernah melakukan itu. Ketika saya susah bersama dia. Tapi ketika saya senang, karena kesibukan, saya tidak sempat lagi mengunjungi dia. Saya malu, karena menunda-nunda terus. Di pikiran saya, “Besok saya akan mengunjungi dia, bersilaturahmi kepada dia.” Tapi terlewat lagi. Besok, deh. Iya, besok. Besok, besok, besok. Akhirnya tidak sama sekali.

Saya tidak benci kepada dia. Tapi memang waktu sangat tidak bersahabat. Dan mungkin juga karena masing-masing sudah mengambil jalan sendiri. Saya hanya bisa mendoakan, semoga dia dan keluarganya bahagia, sukses, dan diberi kesehatan serta umur panjang. Jika ada orang-orang yang mersa dilupakan oleh saya, tolong maafkan saya, ya.
Gol A Gong


