
OBA,- Taman Baca Masyarakat (TBM) Masure menggelar pelatihan sastra berkonsep outdoor atau di luar ruangan. Kegiatan yang bertujuan menggiatkan dunia literasi di Maluku Utara, khususnya di Pulau Halmahera ini, berlangsung di Suaka Paruh Bengkok Taman Nasional Aketajawe Lolobata, Desa Koli, Tidore Kepulauan, Sabtu (18/01) 2025.
Sebanyak dua puluh anak-anak usia SD dan SMP menjadi peserta dalam agenda tahunan TBM Masure tersebut, yakni Jelajah Literasi 2025 yang bertajuk “Praktik Menulis Karya Sastra di Alam Bebas dengan Identitas Khas Maluku Utara”.

Dalam pelatihan sastra tersebut, para peserta diajak berkeliling melihat satwa asli Maluku Utara dan kawasan timur Indonesia didampingi drh. Nadhifa Tri Hapsoro, dokter hewan dari Suaka Paruh Bengkok Taman Nasional Aketajawe Lolobata.
“Kebanyakan satwa di sini dalam perawatan untuk kemudian dilepaskan ke hutan kembali jika memungkinkan. Ini burung yang adik-adik lihat di depan kita, adalah kakak tua putih yang sayapnya sedang patah. Kakak tua putih yang memiliki jambul di kepala ini cuma ada di Maluku Utara,” ujar Tri Hapso.

Kepada anak-anak, Tri Hapso menjelaskan sebagai makhluk hidup, satwa sama seperti manusia. Lebih senang hidup di habitat aslinya yang lebih tepat, yaitu di hutan liar. Dia juga mengungkapkan, akibat perlakuan buruk manusia, satwa liar Maluku Utara bahkan mengalami gila (gangguan jiwa) karena kandang yang sempit dan kebutaan karena salah makanan.
“Itu kakak tua putih yang gila, karena sewaktu dipelihara kandangnya sempit sehingga depresi. Sementara yang di ujung, buta karena diberi makanan yang salah,” tambah lulusan IPB itu sambil menunjuk satwa dimaksud.
Selain kakak tua putih, anak-anak diperkenalkan juga dengan nuri ternate yang juga merupakan satwa asli Maluku Utara. Sementara satwa lain adalah kakak tua jambul kuning yang berasal dari Papua dan burung nuri yang ada di Kepulauan Seram, Maluku.

Usai berkeliling di Suaka Paruh Bengkok, anak-anak diajak praktik menulis karya sastra di gazebo yang disediakan. Mereka bebas menulis cerita pendek, puisi maupun pantun dengan ide kehidupan satwa di Maluku Utara ataupun tema lain yang disukai. Didampingi relawan TBM Masure seperti Ririn Mohtar, Elzam Zami, Yeni Nuraeni, Suleman Ilyas dan Novita Basarun dari SD Negeri Bale. Sesi yang paling ditunggu anak-anak adalah membaca karya mereka sendiri di depan peserta lain.
Para peserta serius mendengar karya yang dibaca diselingi tawa dan canda, karena merasa lucu. Keseruan semakin bertambah, karena setiap karya dinilai terbaik oleh mereka yang hadir mendapatkan hadiah botol minuman, alat tulis, pakaian dan sebagainya. Diselingi berbagai kuis dengan hadiah yang sama.

“TBM Masure mengajak anak-anak mencintai sastra dengan belajar langsung menulis dari ide-ide yang bisa mereka tangkap di sekitar mereka. Kita harap ini memudahkan anak-anak untuk menulis,” kata Yeni, salah satu relawan yang juga guru di TK Negeri Pembina 30 Kota Tidore Kepulauan di Desa Bale.
Relawan lain, yang juga Sekretaris TBM Masure, Suleman Ilyas ikut menambahkan, kegiatan rutin membaca karya sastra biasanya terpusat di perpustakaan TBM Masure di Desa Bale, Oba, Kota Tidore Kepulauan. Sampai sekarang, terdapat hampir tiga ribu eksemplar buku yang menjadi koleksi TBM Masure. Terdiri dari buku terapan, sastra, sejarah, pelajaran, buku anak, agama, sosial politik dan tema lain.

“Dalam waktu dekat, kami juga akan mengadakan peluncuran buku antologi puisi karya remaja di daratan Halmahera, yang masuk wilayah Kota Tidore Kepulauan. Sudah selesai cetak di Yogyakarta dan siap meramaikan karya literasi Maluku Utara,” kata Suleman. (rilis/Elzam)
