
“Pah, aku pingin traveling,” begitu tiba-tiba si bungsu yang Gen Z mengutarakan keinginannya. Saya dan ibunya saling pandang, ada perasaan cemas, karena si bungsu permpuan. Sebetulnya kami tidak perlu kuatir karena sudah sering mengajak mereka traveling. Proses belajar di perjalanan sudah merka dapatkan dari kami. Solusinya, kakaknya yang lelaki dan juga Gen Z menemani ke Yogya. Mereka traveling berdua.


Kemudian keempat anak kami travelingnya ingin sendiri-sendiri. Ke China, ke Korea, ke Abu Dhabi. Baru saja si sulung yang perempuan bilang, “Liburan nanti aku mau ke Jepang.” Saya sarankan untuk ikut biro perjalanan, dia menolak.


Saya haya berpesan kepada mereka, hati-hati ketika berkenalan dengan orang di perjalanan. Jangan mau menerima tawaran minum, jangan mau diajak ke cafe untuk ditraktir makan. Jajan bayar sendiri saja. Minum dan makan beli sendiri. Walaupun sejenis, jangan sembarangan diajak sharing kamar berdua. Kecuali dorm-bed. Saran terakhir, menuliskan perjalanannya dan sudah mereka lakukan.

