Kamu pasti pernah mengikuti seminar lalu terjadilan adu mulut antara nara sumber yang gelarnya berderet dengan peserta yang juga memliki gelar berderet. Biasanya kita menonton ILC yang dipandu Karni Ilyas. Bintangnya ya Rocky Gerung. Mereka tidak ada yang mau mengalah. Itulah arti dari peribahasa “Mengadu Ujung Penjahit”, yaitu sangat sulit untuk menyatukan pikiran para cendekiawan.

Tontonan seperti di ILC (Indonesia Lawyers Club), sering menjadi arena adu argumentasi para cendekiawan—baik narasumber maupun peserta—yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi dan wawasan luas. Masing-masing memiliki sudut pandang yang tajam dan alasan yang kokoh, sehingga sulit mencapai kesepakatan. Diskusi berubah menjadi debat, bahkan mungkin adu mulut.

Makna mendalam dari peribahasa ini mengajarkan bahwa:

  • Kepala yang cerdas sering kali sulit tunduk pada satu ide. Seperti halnya “ujung penjahit,” dua ujung tajam yang sama-sama kuat sulit untuk disatukan.
  • Kecerdasan tanpa kerendahan hati dapat menjadi penghalang komunikasi. Dalam diskusi atau debat, ego sering menjadi faktor utama yang menghambat titik temu.

Namun, seperti proses menjahit, kalau ada teknik dan kesabaran, ujung yang sulit disatukan tetap bisa menjadi satu kesatuan yang indah. Sama halnya, perdebatan yang sehat sebenarnya bisa menciptakan solusi yang lebih bijak—jika semua pihak membuka hati untuk mendengar dan menghargai. 😊

Tim GoKreaf/AI

Please follow and like us:
error70
fb-share-icon0
Tweet 5