Karya : Dewi Arimbi
Duta Puisi Esai 2024 Jawa Barat

(Kasus pencurian 700 ekor bebek pada Selasa, 26 November 2024 di Dusun XI Desa Sei Bamban, Sumatera Utara, menjadi perhatian besar karena skala pencurian yang sangat besar dan modus operandi yang diluncurkan 5 orang pelaku.)

oOOo

Di bawah sinar rembulan yang temaram,
Lima sekawan, bagai dalang tanpa pentas,
Tujuh ratus bebek digiring paksa tanpa alasan,
Bagaikan pasukan tentara, tanpa perlawanan.

“Wek-wek-wek,” nyanyian malam yang mendadak sunyi,
Bagai simfoni yang putus dalam harmoni.
Kandang yang penuh kini menjadi kosong,
Hanya tersisa aroma bebek, sebagai saksi yang bisu.

Mereka bukan prajurit, bukan juga pujangga,
Namun tangannya cekatan, licik merajut bencana,
Tak bisa mengelak tak bisa mengutarakan,
Seperti kawanan domba yang matanya di tutup.

Peternak tertidur lelap di ranjangnya,
Namun kandangnya berteriak, merobek malam sendu.
Bebek-bebeknya, bukan hanya harta benda,
Namun sahabat kecil yang ia rawat sepenuh jiwa.

Kerugian melambung seperti awan badai,
Lima belas juta terbang bersama kawanan yang terantai.
Luka hatinya bagai laut dalam tak terukur,
Namun tekadnya bangkit, menolak nasib yang muram kabur.

Mobil tua mereka melaju dalam diam,
Menuju mimpi yang tak pernah terbayangkan
“Mengapa kami digiring di bawah bintang?”
Tanya bebek, dalam bahasa yang terbuang.

Namun alam semesta tak pernah lengah,
Hukum adalah penjaga, meski kadang lambat melangkah.
Sepandai-pandainya pencuri menari dalam gelap,
Akhirnya jatuh juga, “operasi senyap” yang melenyapkan.

Polisi mendatangi pelaku yang sedang terpengaruhi alkohol,
Lima sekawan itu merasa seperti artis yang dimintai tanda tangan,
Polisi dengan sigap mengeluarkan senjata sambil berkata “Angkat tangan!”
Salah satu pelaku menjawab “Aku baru saja belajar membuat tanda tangan beberapa hari lalu. Ohh,yaa.. senjata itu akan ku jadikan pena maka dari itu aku tak bisa angkat tanganku sekarang”

Polisi itu, meringkus lima sekawan tanpa perlawanan panjang.
Tanya salah satu pelaku “Kenapa kami diciduk?” tanya yang paling bingung,”
Pasal 363 ayat (1) KUHP kini jadi takdir kalian,
Tujuh tahun menanti, sebagai harga dosa yang tak bisa terbayarkan.

Peternak yang malang, dengan pandangan kosong,
“Wek-wek-wek,” suara itu tinggal kenangan,
Bebek-bebek itu, meski hilang tak berjejak,
Jadi simbol kejujuran yang tak akan retak.

Kini kandangnya bukan sekadar tempat,
Ia tambatkan tekad, bagai sawah yang kembali diberi benih,
CCTV dipasang, gembok dikuatkan,
Semua adalah pelajaran dari malam yang kelam.

Jeruji besi menjadi saksi diam,
Tak ada malam yang dapat menyembunyikan dendam,
Dari mata hukum yang tajam bagaikan pedang,
Mencari dan menghantam kebohongan yang terkuak.

Lima sekawan itu, kini di penjara,
Belajar arti kerja keras dalam dosa yang membara.
Menunggu cahaya yang muncul dalam gelap,
Meninggalkan jejak hitam yang lenyap tanpa pesan.

*) Bandung, 19 Desember 2024

Referensi:

[1] 5 orang pencuri 700 ekor bebek dengan cara mengiring ratusan bebek tersebut keluar dari kadang. Lihat Artikel : https://www.viva.co.id/berita/kriminal/1781485-aksi-5-pria-curi-700-ekor-bebek-dengan-cara-digiring-keluar-dari-kandang.

[2] Kejadian yang terjadi pada 26 November 2024 lalu ini menyebabkan kerugian mencapai Rp15 juta bagi korban Rosalina (58) dan Anggita Boy Pangihutan Oppusunggu. Lihat Artikel: https://sinpo.id/detail/86910/pencurian-bebek-700-ekor-di-sergai-terungkap-lewat-cctv.

[3] Menurut Ibnu, terhadap para kelima pelaku dijerat dengan Pasal 363 ayat (1) KUHPidana dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara. Lihat Artikel: https://www.tempo.co/hukum/lima-orang-di-serdang-bedagai-mencuri-700-bebek-dari-kandang-1181395.

TENTANG PENULIS: Dewi Arimbi adalah Duta Puisi Esai 2024 Daerah Jawa Barat, saat ini ia sedang menempuh pendidikan Jurusan Seni Teater di ISBI Bandung yang aktif dan berprestasi secara akademik maupun nonakademik. Buku pertamanya, Dari Bulan di Pangkuan Ibu hingga Tanah Tanpa Nama, merupakan kumpulan puisi esai terpilih 2024, di mana ia menjadi salah satu kontributornya. Saat ini, Dewi tengah menyelesaikan buku keduanya sembari menjalankan perannya sebagai Duta Puisi Esai 2024 Jawa Barat. Berbekal kemampuan komunikasi yang baik, keterampilan penelitian, dan penulisan yang bagus, ia telah mempublikasi karya puisi, jurnal, dan penelitian. Ia juga pernah mengajar dengan tingkat kepuasan siswa hingga 97%, serta menjadi relawan dalam sosialisasi beasiswa KIP-Kuliah 2024 di Jawa Barat dengan tingkat keberhasilan program yang luar biasa. Dan ia juga terpilih sebagai perwakilan mahasiswa Jawa Barat pada kegiatan Konferensi Internasional Generasi Emas ASEAN 2024. Mengukir cerita lewat kata, membangun generasi lewat aksi. Yuk, kenali lebih jauh! Penulis dapat dihubungi melalui Instagram: @dewi.arimbi_.

PUISI ESAI GEN BARU: Puisi Esai Gen Baru ini puisi esai mini 500 kata khusus untuk Gen Z dan Gen Alpha. Disarankan tema-temanya yang relate seperti bully, mental health, patah hati, broken home, sex bebas, dan narkoba. Bagaimana kalau lingkungan, politik, atau kritik sosial ke penguasa? Boleh saja asalkan ada fakta dan sertakan link beritanya. Tuliskan 500 kata. Sertakan bionarasi maksimal 5 kalimat, 2 foto penulis dan 2 ilustrasi AI yang mendukung puisi esainya. Kirimkan ke golagongkreatif@gmail.com dengan subjek: Puisi Esai Gen Baru. Ada honorarium Rp 300 ribu dari Denny JA Foundation bagi yang puisi esainya tayang. Jangan lupa sertakan nomor rekening bank.

Please follow and like us:
error70
fb-share-icon0
Tweet 5