Puisi Gol A Gong
INSOMNIA

Nyamuk aedes aegypty menggigit ganas tubuh lemah istriku, cicak menunggu kesempatan. Semut merubung di kurus daging anakku, kucing menelan air liur di kosong dapur lemari makanku. Tikus berlubang dengan makan malamku di bawah tanah, rayap meremas pekat kayu-kayu penopang hidupku. Ayam berkokok menagih sarapan, matahari menuntaskannya di siang terik berkarat.

Tak perlu risau gagak mengapung di langit abu-abuku, srigala berbaris di luar pagar kewenanganku.Ular mendesis-desis meminta bagian, lintah muntah menghisap darah hitamku.

Aku berpenyakit raja singa. Itu cukup memindahkan kebun binatang di rumahku ke meja makan di rumah tetangga.

*) Sepertiga malam, Serang, 28/4/2013

oOOo

Puisi “Insomnia” karya Gol A Gong menggambarkan kondisi yang penuh dengan metafora satir dan getir. Penulis menggunakan imaji hewan dan situasi sehari-hari untuk menciptakan suasana suram yang penuh keputusasaan. Setiap barisnya memuat kritik sosial yang tajam, mengacu pada kemiskinan, kesulitan hidup, dan hubungan manusia dengan lingkungannya.

Puisi ini menarik karena menggambarkan bagaimana gangguan kecil seperti gigitan nyamuk atau rayap yang menggerogoti kayu menjadi simbol dari masalah hidup yang lebih besar. Akhirnya, pengakuan tentang “penyakit raja singa” memberikan klimaks yang menyentuh, menggambarkan kehancuran moral dan mental yang memindahkan “kebun binatang” ke meja makan tetangga—menyiratkan pengaruh negatif yang meluas.

Tim GoKreaf/AI

Please follow and like us:
error69
fb-share-icon0
Tweet 5