
Saya punya anak Gen Z. Kebutuhan sekundernya seperti laptop, smart phone, traveling sudah saya penuhi. Tapi kalau dia minta sesuatu, saya belum punya uang, ngambeknya luar biasa. Bagaimana cara mengatasinya?
Menghadapi anak Gen Z yang sudah terbiasa dengan pemenuhan kebutuhan sekundernya tetapi sulit menerima penolakan bisa menjadi tantangan. Berikut beberapa strategi untuk mengatasinya:
1. Bangun Pemahaman tentang Keuangan
Anak Gen Z lahir di era digital dengan akses yang mudah ke berbagai keinginan. Mereka cenderung menginginkan segala sesuatu dengan cepat. Ajarkan bahwa:
- Uang itu terbatas dan harus dikelola dengan baik.
- Keinginan tidak selalu bisa dipenuhi saat itu juga.
- Perjuangan mendapatkan sesuatu itu penting, misalnya dengan menabung atau bekerja keras.
💡 Tips: Ajak mereka berdiskusi tentang pengeluaran keluarga dan bagaimana Anda mengatur keuangan.
2. Tetapkan Batasan yang Jelas
Jika setiap permintaan selalu dikabulkan, mereka akan sulit memahami kata “tidak”. Berikan batasan tegas tetapi tetap dengan empati:
- Jika permintaannya belum bisa dipenuhi, katakan dengan tegas:
➝ “Ayah/Ibu belum punya uang untuk itu sekarang. Kamu bisa menabung dulu atau menunggu nanti.” - Jika dia ngambek, jangan langsung menyerah dan memberikan apa yang diminta. Tetap tenang, biarkan dia meluapkan emosinya, tetapi tidak perlu memenuhi keinginannya saat itu juga.
💡 Tips: Gunakan kalimat yang menunjukkan bahwa Anda memahami keinginannya tetapi tetap tegas dengan keputusan.
3. Ajarkan Cara Mengelola Uang Sendiri
Jika anak sudah cukup besar, beri mereka kesempatan untuk belajar mengelola keuangan. Misalnya:
- Beri uang saku bulanan agar mereka belajar membatasi pengeluaran.
- Dorong mereka untuk menabung jika ingin sesuatu yang mahal.
- Ajak mereka mencari penghasilan tambahan, misalnya dengan kerja freelance atau bisnis kecil.
💡 Tips: Gunakan aplikasi keuangan atau catatan sederhana untuk membantu mereka mencatat pemasukan dan pengeluaran.

4. Hadapi Ngambeknya dengan Tenang
Jika anak marah atau ngambek: ✅ Jangan terpancing emosi. Tetap tenang dan hindari berdebat.
✅ Berikan ruang. Kadang mereka hanya butuh waktu untuk menerima kenyataan.
✅ Tegaskan keputusan. Jangan menyerah hanya karena mereka ngambek.
💡 Tips: Jika anak terus ngambek, katakan dengan lembut tapi tegas:
“Aku ngerti kamu kecewa. Tapi ngambek tidak akan mengubah keputusan ini.”
5. Beri Pengertian tentang Nilai Kerja Keras
Ceritakan pengalaman Anda tentang bagaimana Anda bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu. Jika memungkinkan:
- Ajak mereka bekerja atau membantu bisnis keluarga agar mereka merasakan sulitnya mencari uang.
- Tunjukkan perjuangan orang lain (misalnya melalui kisah sukses seseorang yang mulai dari nol).
💡 Tips: Libatkan mereka dalam diskusi finansial kecil agar mereka merasa dihargai dan ikut berkontribusi dalam keputusan keluarga.
6. Beri Reward untuk Perilaku yang Baik
Jika mereka mulai belajar menahan diri dan tidak lagi ngambek berlebihan saat ditolak, berikan apresiasi:
- Bisa berupa pujian, seperti: “Aku bangga kamu bisa mengerti kondisi keuangan keluarga.”
- Bisa juga hadiah kecil yang tidak selalu berupa barang, seperti waktu berkualitas bersama.
💡 Tips: Jangan memberi hadiah hanya untuk menghindari drama. Hadiah harus diberikan karena mereka menunjukkan perubahan yang baik.
Kesimpulan
Menghadapi anak Gen Z yang sulit menerima penolakan butuh ketegasan, kesabaran, dan komunikasi yang baik. Jangan mudah menyerah saat mereka ngambek, karena itu bisa memperkuat kebiasaan buruk. Sebaliknya, ajarkan mereka memahami uang, belajar menabung, dan menghargai proses mendapatkan sesuatu.
Jika Anda konsisten, lama-lama mereka akan belajar bahwa hidup tidak selalu tentang memenuhi keinginan, tetapi juga tentang menghargai apa yang sudah dimiliki.
Tim GoKreaf/AI

