
Oleh Muhzen Den
Pada umumnya, bahasa adalah kesepakatan bersama antarpenggunanya dijadikan alat untuk berkomunikasi. Pesan-pesan komunikasi yang disampaikan melalui oral atau lisan bagian dari bentuk bahasa itu sendiri. Bahasa secara harfiah terbagi dalam dua bagian, yakni bahasa lisan yang sering digunakan banyak orang dan bahasa tulisan yang divisualisasikan lewat media datar atau bahan bacaan dan lainnya.
Pada musim hujan ini, ada salah satu suku kata atau kosakata yang sering dijadikan bahan informasi maupun bahan peringatan, yaitu banjir. Kosakata banjir dalam bahasa dijadikan alat untuk menyebutkan suatu keadaan atau lingkungan yang banyak dialiri air.
Hujan yang terus menerus turun dari langit seringkali membuat lingkungan sekitar permukiman warga dipenuhi air. Selain itu, aliran sungai dan kali juga menjadi tempat untuk menampung air yang turun dengan derasnya.
Menurut pengertian kamus besar bahasa Indonesia, banjir adalah 1) berair banyak dan deras, kadang-kadang meluap (tentang sungai, kali dan lainnya), 2) air banyak dan mengalir deras, 3) geo peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air meningkat, 4) datang banyak sekali air.
Jika merunut pengertian di atas, maka banjir adalah peristiwa datangnya air yang melimpah memenuhi cekungan atau sungai yang tidak tertampung. Kata banjir sebenar lema biasa terjadi di musim hujan. Namun, akan lebih menyusahkan dan berbahaya jika ‘banjir’ diikuti kata keterangan dan imbuhan sehingga menjadi frasa.
Misalnya, banjir bandang artinya air bah yang datang tiba-tiba dengan debit sangat deras. Banjir rob artinya peristiwa air laut pasang yang meluber hingga ke pinggir daratan dekat laut. Kebanjiran artinya diserang banjir karena hujan atau air kiriman dari sungai atau kali. Banjir darah artinya karena peristiwa perang yang terjadi, dan banyak lagi lainnya.
Namun, kata banjir juga menjadi frasa yang menguntungkan dalam bidang ekonomi dan olahraga. Misalnya ‘para suporter membanjiri stadion saat pertandingan sepak bola antara Inter melawan Milan.’ Atau ‘banjir’ door prize kali ini membuat banyak pembeli antre. ‘Warung makan itu kebanjiran pelanggan saat baru pertama kali buka.’
Kosakata banjir berfungsi sebagaimana mestinya. Seusai dengan situasi dan kondisi. Bahkan, bisa menjadi hal menguntungkan atau bisa menjadi hal menyusahkan dan membahayakan.
Oleh karena itu, musim hujan yang terus-menerus turun memang dapat menyebabkan banjir jika di lingkungan kita saluran pembuangan air tersumbat, buang sampah sembarangan, penebangan pohon di hutan dan gunung, ataupun pembangunan industri yang tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya.
Banjir kosakata yang menyusahkan dan menguntungkan jika digunakan seusai dengan tempatnya.

