
Sebagai ayah, saya sering kewalahan denan anak yang masuk kategori Gen Z jika sudah bicara soal uang. Saya merasa baru kemarin memberi uang jajan yang tidak sedikit, tapi sudah habis lagi. Bagaimana cara memberi tahu, bahwa mencari uang itu tidak mudah.
Mengajarkan anak Gen Z tentang sulitnya mencari uang bisa menjadi tantangan, terutama karena mereka tumbuh di era digital dengan akses instan ke banyak hal. Berikut beberapa cara efektif untuk menyampaikan pesan ini:
1. Beri Tanggung Jawab Finansial Bertahap
Alih-alih hanya memberi uang jajan tanpa batas, coba sistem berikut:
β
Beri uang saku bulanan, bukan harian. Jika mereka boros di awal bulan, mereka harus belajar bertahan hingga bulan berikutnya.
β
Minta mereka mencatat pengeluaran. Ajak mereka membuat daftar ke mana saja uang mereka habis.
β
Ajarkan konsep prioritas. Misalnya, jika ingin beli sesuatu yang mahal, mereka harus rela mengorbankan pengeluaran lain.
π‘ Tips: Gunakan aplikasi keuangan sederhana atau catatan manual agar mereka lebih sadar ke mana uang mereka pergi.
2. Ajak Mereka Mengalami Sendiri Sulitnya Mencari Uang
Agar mereka lebih menghargai uang, biarkan mereka merasakan sendiri bagaimana susahnya mencari uang dengan cara:
β
Memberikan tugas berbayar. Misalnya, jika mereka ingin tambahan uang, mereka bisa membantu pekerjaan rumah yang lebih sulit (bukan tugas harian biasa seperti membereskan kamar).
β
Dorong mereka untuk mencari penghasilan tambahan. Jika sudah cukup umur, ajak mereka mencoba bisnis kecil, jualan online, atau kerja freelance ringan.
β
Beri mereka “gaji” dari usaha mereka sendiri. Contoh, jika mereka membantu pekerjaan di usaha keluarga, beri upah berdasarkan hasil kerja, bukan sekadar kasih uang.
π‘ Tips: Anak Gen Z lebih suka sesuatu yang berbasis digital. Jika memungkinkan, ajak mereka mencari uang dari hal yang mereka minati, seperti desain, editing video, atau jualan online.
3. Tunjukkan Secara Langsung Proses Mencari Uang
Kadang anak tidak paham betapa sulitnya mendapatkan uang karena mereka hanya melihat hasilnya. Coba:
β
Ajak mereka ke tempat kerja Anda. Biarkan mereka melihat bagaimana Anda bekerja keras.
β
Buat simulasi keuangan keluarga. Jelaskan dengan angka berapa penghasilan keluarga, pengeluaran wajib (tagihan listrik, makanan, sekolah), dan berapa sisa yang bisa digunakan untuk keinginan mereka.
β
Gunakan perbandingan waktu kerja. Contoh: βUntuk beli HP baru ini, Ayah harus bekerja selama 2 minggu penuh tanpa henti.β
π‘ Tips: Jika memungkinkan, libatkan mereka dalam diskusi keuangan keluarga, seperti perencanaan liburan atau pengeluaran besar.

4. Jangan Langsung Mengabulkan Permintaan
Jika mereka selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan mudah, mereka tidak akan memahami nilai uang.
β
Ajarkan mereka menabung jika ingin sesuatu yang mahal. Jangan langsung belikan.
β
Tunda beberapa saat sebelum memenuhi permintaan mereka. Misalnya, jika mereka ingin gadget baru, minta mereka menunggu beberapa bulan dan lihat apakah mereka masih menginginkannya.
β
Beri batasan jelas. Jika mereka merengek, tetap tenang dan tegaskan bahwa uang harus diatur dengan baik.
π‘ Tips: Gunakan kalimat seperti:
“Aku tahu kamu ingin ini, tapi kita harus menabung dulu. Uang tidak datang begitu saja.β
5. Gunakan Metode “Uang Nyata” untuk Anak yang Boros
Banyak anak Gen Z terbiasa dengan transaksi digital, sehingga mereka kurang merasa kehilangan saat mengeluarkan uang.
β
Gunakan uang tunai untuk pengeluaran mereka. Jika mereka ingin beli sesuatu, biarkan mereka membayar dengan uang fisik agar terasa lebih nyata.
β
Berikan amplop uang jajan. Misalnya, satu amplop untuk jajan, satu untuk tabungan, satu untuk dana darurat.
β
Ajak mereka membandingkan harga. Misalnya, ajak ke pasar dan bandingkan harga barang serupa.
π‘ Tips: Jika anak lebih suka transaksi digital, ajarkan mereka mengelola e-wallet atau rekening bank dengan fitur pencatatan transaksi.
6. Beri Konsekuensi Jika Mereka Tidak Menghargai Uang
Jika mereka terus-menerus boros, jangan langsung menolong.
β
Biarkan mereka merasakan akibatnya. Jika mereka menghabiskan uang jajan dalam 3 hari, jangan beri tambahan sampai jadwal berikutnya tiba.
β
Jangan selalu jadi βbank berjalanβ. Ajarkan mereka bahwa Anda bukan sumber uang tak terbatas.
β
Dorong mereka mencari solusi. Jika mereka kehabisan uang, tanyakan bagaimana mereka bisa mengatasinya tanpa meminta tambahan dari Anda.
π‘ Tips: Jika mereka protes, tetap tenang dan katakan:
“Ini bagian dari belajar mengelola uang. Kamu harus pikirkan cara yang lebih baik untuk mengatur keuanganmu.”
Kesimpulan
Mendidik anak Gen Z soal uang memerlukan kesabaran, ketegasan, dan pengalaman langsung. Jangan hanya memberi nasihat, tetapi ajak mereka mengalami bagaimana sulitnya mencari uang dan bagaimana cara mengelolanya.
Jika Anda menerapkan metode ini secara konsisten, lama-lama mereka akan lebih menghargai uang dan memahami bahwa mencari uang itu tidak semudah yang mereka bayangkan.
Semoga ini membantu! Apakah ada situasi tertentu yang ingin Anda diskusikan lebih lanjut? π
Tim GoKreaf/AI

