
Oleh: Zaeni Boli
Dalam banyak penelitian, jalan pagi menjadi salah satu alternatif untuk hidup sehat. Selain melatih jantung agar lebih kuat, jalan pagi sangat berguna bagi orang-orang seperti saya yang obesitas, karena membantu menurunkan berat badan. Namun, sesuatu yang diidam-idamkan tak selalu berjalan sesuai rencana.
Seperti pagi ini, karena satu alasan, saya memulai aktivitas dengan berjalan kaki dari rumah ke sekolah (tempat kerja). Jaraknya memang tak begitu jauh, tetapi bagi yang belum terbiasa, keringat tetap saja bercucuran. Kondisi setelah mandi pun jadi sedikit terganggu. Untung saja ada deodoran dan parfum ala kadarnya.
Dengan berjalan kaki, sudah pasti ada kalori yang terbakar. Ini bagus untuk menjaga massa otot, yang konon, menurut pengetahuan, tidak dapat diperbaiki lagi jika sudah menurun. Setidaknya, otot tidak lekas rusak akibat ketidakaktifan dalam beraktivitas.
Lewat berjalan kaki juga, setidaknya resolusi tahun ini bisa mengalami perubahan atau bahkan terwujud. Namun, dari berbagai harapan tersebut, tidak semuanya berjalan mulus. Selalu ada halangan yang menghambat.
Di daerah kami, sebagai sebuah kota yang mayoritas penduduknya beragama Katolik, kehadiran anjing adalah hal biasa. Namun, tidak semua anjing terpelihara dengan baik. Ada saja anjing yang sedikit liar dan tanpa pengawasan.
Anjing seperti ini sering kali menggonggong sesuka hati, membuat nyali ciut—seperti yang saya alami pagi ini. Saat niat untuk berubah mulai tumbuh, anjing liar justru menjadi salah satu penghambat. Namun, tekad untuk sehat membuat saya memantapkan langkah dan menjadikan jalan pagi sebagai rutinitas harian baru di tahun 2025.
Selamat mencoba, para pejuang hidup sehat!

