Puisi Gol A Gong
PEMBAWA ACARA TELEVISI

Tibalah aku di rimba antena
kota pelangi yang indah
setelah perjalanan jauh
televisi meminum dahagaku
ditariknya aku ke gemerlap studio
kursi presenter dihadiahkan
tentu ada harganya untukku

aku masuk ke ruang ganti
memakai baju sesuai jadwal acara
sedia dirias lelaki genit
siap disorot lampu gemerlap
ditonton jutaan manusia
membacakan pidato
tanpa titik dan koma
bukan buah pikiranku

itu harus kulakukan di setiap perhentian
saat orang Indonesia minum kopi
saling rindu keluarga di Sabtu pagi
menyimpan kebohongan selama seminggu
menyembunyikan parfum bukan istrinya
mengenang gelak tawa suami temannya

aku bersimpati kepada pembawa acara televisi
di kala sedih harus bergembira
di kala bergembira harus berbohong

*) Jakarta, 15/5/2014

Puisi ini adalah kritik terhadap dunia hiburan dan media, yang menuntut kepalsuan dan mengorbankan kejujuran demi kepentingan industri. Gol A Gong menunjukkan bagaimana pembawa acara harus memainkan peran yang tidak selalu sesuai dengan realitas hidup mereka, mencerminkan kemunafikan yang juga terjadi dalam kehidupan sosial.

Puisi ini menyadarkan pembaca bahwa apa yang ditampilkan di layar kaca tidak selalu nyata, dan ada tekanan besar bagi mereka yang berada di industri tersebut untuk terus mempertahankan citra yang dibuat untuk mereka.

Tim GoKreaf/AI

Please follow and like us:
error69
fb-share-icon0
Tweet 5