
Oleh Jordy Alghifari Harris
Pada saat aku duduk di bangku SMP, 2017, aku adalah seorang atlet bulutangkiis. Dan aku memiliki keinginan untuk menjuarai kejuaraan di luar negri. Semenjak itulah aku mencari cari kursus bahasa yang ada di kota serang.

Akhirnya, aku menemukan tempat kursus bahasa jerman, aku langsung mendaftarkannya. Aku memulai kehidupan yang sangat produktif, di pagi hari aku latihan bulutangkis, dan siang sampai sorenya aku latihan bahasa jerman dengan Frau Leli.

Semua berjalan dengan lancar selama 2 bulan. Setelah itu, aku mulai malas – malasan untuk belajar bahasa. Aku berpamitan dari rumah, bilangnya mau belajar. Tetapi di perjalanan aku malah pergi motoran sendirian. Sering sekali aku ke pantai anyer sendirian, dengan bawa uang 20 ribu dan ransel yang berisi buku.

Hari demi hari, aku terus membohongi diriku dan kedua orang tuaku. Akhirnya, disuatu waktu aku ketahuan bolos les bahasa. hpku terus berbunyi, aku mengabaikan dan fokus menikmati indahnya dan sejuknya angin pantai. Telephone terus berbunyi tanpa henti,lalu aku melihat hpku, 20 missed call dari mamah telah berlalu.


Perasaanku nggak enak, dengan buru-buru aku langsung bergegas beres-beres untuk pulang. Singkat cerita aku sudah di rumah, dan benar saja. Aku di marahin karena bolos les bahasa Jerman selama berbulan-bulan. Setelah kejadian itu, aku memutuskan keluar dari kursus bahasa Jerman dan fokus menjadi atlet bulutangkis.

Waktu berlalu, aku kubur keinginan untuk belajar bahasa asing hingga aku duduk di bangku kuliah. Tetapi, di semester 5 ini, keinginan untuk belajar bahasa asing muncul kembali. Kini, tanggal 04 februari 2025, keinginan itu menggebu-gebu.

Aku langsung mengobrol lewat video call whattsap dengan relawan yang pernah mengabdi di Rumah Dunia, namanya Om Arip. Sekarang Om Arip berada di Australia. Aku silaturahmi dengan beliau, menanyakan kabarnya gimana, menanyakan persiapan hingga menanyakan pengalamannya Om Arip di Australia seperti apa. Kami mengobrol kurang lebih 3 jam dalam video call whattsap, Beliau menceritakan informasi, pengalama, serta ilmu yang beliau dapatkan di Australia.


Setelah mengobrol dengan Om Arip, aku merasa sangat percaya diri dan fokus kepada diriku sendiri di tahun 2025 ini. Tetapi, aku baru bisa memulai setelah aku menuntaskan kewajibanku kepada orang tua untuk lulus kuliah di JFA (Jogja Film Academy).
