Bunda Nadia Meneteskan Air Mata Ketika Kios Ikannya di Taman Sari Kota Serang Dirobohkan

Belalai raksasa yang terbuart dari besi itu menggaruk-garuk bangunan kios-kios ikan yang terbuat dari baja ringa. Tembok yang jadi punggung kios yang memisahkan dengan Taman Sai pun roboh. Terdengar teriakan-teriakan kecil di belang saya.

Mata saya bertubrukkan dengan sepasang mata seorang ibu yang sedang menggendong anaknya. Sya mendekati. Mata itu tampak berkaca-kaca. Saya mengenalkan diri dan meminta izin untuk berbincang-bincang.

Baca juga di sini: Kios Ikan di Taman Sari Kota Serang Dibongkar

Bunda Nadia, namanya. “Saya sudah 7 tahun jualan ikan hias sejak usia anak pertama delapan bulan.,” dia mulai curhat. “Tidak apa-apa disuruh pindah karena tanah itu memang bukan hak milik saya, punya pemerintah. Kios ikannya juga berdiri di tanah pemerintah. Saya sedih. Hidup saya di kios ikan itu.” Dia meneteskan air mata.

Awalnya dia jualan di atas selokan. Terus disuruh pindah pindah ke seberang, yang sekarang dirobohkan. “Saya nurut saja. Sekarang saya sudah pindah jualan ke pasar Kepandean. Dulu waktu disuruh pindah dari selokan ke yang dirobohkan ini butuh waktu 8 bulan untuk kembali stabil. Padahal sebentar lagi lebaran.”

Wahyu Nurjamil, Kepala Disperindagkop UMKM menjelaskan, “Kami Pemkot Serang sudah mengingatkan sejak 2023 gaar pindah ke pasar Kepandean. Para pedagang pasar Taman Sari yang di dalam sudah pindah ke Pasar Kepandean.”

Pembongkaran oleh Pemkot Kota Serang ini kerja sama antara Dinas Lingkunganj Hidup, Dinas Perindagkop UMKM, dan PT KAI. Ini semua mengacu ke Peraturan Daerah (Perda) Kota Serang Nomor 8 Tahun 2020 mengatur tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang tahun 2020-2040. 

Penataan ruang di daerah kabupaten atau kota dikoordinasikan oleh bupati atau wali kota. Penataan ruang ini dilakukan dengan mengintegrasikan kepentingan lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan.