Oleh Jordy Alghifari Harris

Banyak orang yang mengira menjadi penulis naskah adalah hal yang mudah, hanya melamunkan alur cerita berjam-jam atau bahkan seharian. padahal kenyataannya tidaklah mudah.

Aku adalah seorang penulis naskah, baru 2 tahun aku memfokuskan niatku di dunia penulisan naskah. Awalnya aku mengira menjadi penulis naskah adalah pekerjaan yang mudah, kapanpun dan dimanapun aku bisa melamun saja. Tapi kenyataanya tidaklah mudah, selama aku menjadi penulis naskah di beberapa project film ternyata berbanding jauh dengan yang awal aku kira.

Di dalam project film yang profesional atau proper, ternyata untuk melahirkan sebuah alur cerita dalam film itu membutuhkan waktu yang panjang. Bisa berbulan-bulan atau bahkan bisa bertahun-tahun. Karena bener-bener mendevelop cerita dari gagasan awal hingga lahirnya cerita.

Dalam proses awal itu ada yang namanya premis, logline. Premis adalah bentuknya sebuah pertanyaan yang terdiri dari “Bagaimana jika’ atau “apa yang terjadi”. Contoh, “Bagaimana jika kita bisa terbang?”, atau “Apa yang terjadi jika kita bisa memiliki kekuatan super?”. Untuk logline, adalah jawaban dari pertanyaan yang ada di premis.

Contoh singkat. Premis: “Apa yang terjadi jika kita bisa memiliki kekuatan super?”. Logline: “Seorang anak remaja yang memiliki kekuatan super, yang bisa membuat tangannya panjang. Seorang remaja itu dengan memiiki kekuatan super, ia memiliki keinginan untuk membantu membasmi perampok, tetapi blablablablabla.”

Proses awal itulah yang membuat sulit dan memakan waktu yang cukup lama. Terkadang dengan seringnya melamunkan sebuah cerita yang cukup lama, kita bisa frustasi atau stress sendiri.

Aku pernah ikut dalam project tugas akhir semester, disuruh membuat film. Kami membentuk sebuah kelompok. Dan aku menjadi penulis naskahnya. Proeses yang dibutuhkan sekitar 6 bulan untuk melahirkan sebuah cerita. Karena kami mendiskusian bersama dosen dari awal, menentukan 3D karakternya, menentukan dialognya menggunakan bahasa apa, lalu meriset di online, meriset di lapangan dengan cara memawancarai masyarakat, dll.

Jadi jangan menganggap gampang pekerjaan seroang penulis, karena seorang penulis rela berkelahi dengan pikirannya sendiri.

*) Jordy Alghifari Harris/Jogja 6 Februari 2025

Please follow and like us:
error70
fb-share-icon0
Tweet 5