Oleh: Inayah Salsabila

Di awal tahun 2025, sebuah perjalanan pengabdian yang penuh makna terukir dalam sejarah Gerakan Harapan Indonesia. Selama enam hari, kami, para relawan, berbagi tawa, ilmu, dan kebahagiaan bersama adik-adik SDN Tamanjaya 2 serta warga Kampung Paniis. Dengan semangat membangun harapan, kami hadir untuk menyentuh hati, menginspirasi, dan belajar bersama.

Hari Pertama: Sapaan Hangat dan Semangat Yel-Yel

Senin, 27 Januari 2025, pagi yang cerah menyambut langkah awal kami. Pembukaan pengabdian ini dilakukan secara non-formal, penuh kehangatan dan canda tawa bersama adik-adik SDN Tamanjaya 2. Senyum mereka yang polos menjadi energi bagi kami.

Setelah sesi perkenalan, kami masuk ke kelas masing-masing untuk membuat yel-yel. Dengan kreativitas yang tak terbatas, adik-adik menyusun sorakan khas untuk kelas mereka, dibantu oleh kakak-kakak relawan. Pada pukul 09.00, seluruh siswa kembali berkumpul di lapangan untuk memperkenalkan kelasnya dengan yel-yel yang telah dibuat. Sorak sorai menggema, membangkitkan semangat kebersamaan. Tepat pukul 10.00, mereka pun kembali ke rumah masing-masing dengan hati yang penuh semangat untuk hari esok.

Hari Kedua: Pendidikan dan Kesehatan untuk Masa Depan

Selasa, 28 Januari 2025, pengabdian terbagi menjadi dua: Bina Pendidikan dan Bina Masyarakat.

Di Bina Pendidikan, kami memulai dengan upacara pembukaan yang dipimpin oleh kepala sekolah. Setelah upacara, kami memasuki kelas untuk belajar Membaca, Menulis, dan Berhitung. Dengan metode belajar sambil bermain, kami menciptakan suasana yang penuh tawa dan kehangatan. Kami ingin mereka merasa nyaman, belajar tanpa tekanan, tetapi tetap serius dan tertib. Tepat pukul 11.00, sesi belajar berakhir, dan mereka pulang dengan wajah berseri.

Sementara itu, di Bina Masyarakat, berlangsung kegiatan cek kesehatan bagi warga Kampung Paniis di mushola. Warga datang dengan antusias untuk memeriksakan kesehatan mereka, menandakan kepedulian terhadap kesejahteraan diri dan keluarga.

Hari Ketiga: Senam dan Belajar dengan Gembira

Rabu, 29 Januari 2025, semua relawan berkumpul di Bina Pendidikan. Kami memulai hari dengan senam bersama. Melihat adik-adik bergerak dengan lincah, mengikuti irama dengan tawa yang lepas, membuat pagi itu terasa begitu berenergi.

Setelah senam, kami kembali ke kelas untuk melanjutkan pembelajaran hingga pukul 11.00. Semangat belajar mereka semakin terlihat. Dengan metode yang menyenangkan, mereka semakin antusias untuk menyerap ilmu.

Hari Keempat: Petualangan Ilmu dan Kreasi Seni

Kamis, 30 Januari 2025, adalah hari yang ditunggu-tunggu—hari penjelajahan!

Adik-adik dibagi menjadi dua kelompok besar: kelas 1, 2, dan 3 menjelajah di belakang sekolah, sementara kelas 4, 5, dan 6 harus melewati sawah. Dalam kelompok kecil, mereka mengunjungi berbagai pos yang menyajikan pembelajaran dan permainan menarik, seperti membedakan sampah organik dan non-organik. Setiap kelompok juga harus memiliki yel-yel sendiri untuk mendapatkan nilai terbaik.

Setelah penjelajahan, kami mengadakan sesi cap tangan di banner Gerakan Harapan sebagai simbol kenangan dan kebersamaan. Momen ini diabadikan dengan foto bersama, penuh senyum dan kebanggaan.

Sore harinya, pada pukul 14.00, kami menggelar Puding Art di masjid, di mana warga berkumpul untuk belajar menghias puding. Hasil kreasi mereka sangat mengagumkan! Setelah itu, kami membagikan pakaian untuk warga Kampung Paniis, diiringi wajah-wajah bahagia yang menerima. Hari itu ditutup dengan penanaman bibit pohon mahoni di Hunian Tetap (Huntap), sebuah simbol harapan untuk masa depan yang lebih hijau.

Hari Kelima: Panggung Seni dan Perpisahan yang Haru

Jumat, 1 Februari 2025, adalah hari unjuk bakat! Setiap kelas menampilkan hasil kreativitas mereka dalam pentas seni. Ada yang bernyanyi, menari, membaca puisi—semuanya penuh semangat dan kebersamaan.

Setelah itu, tibalah saat yang ditunggu-tunggu—penghargaan!

Pentas seni terbaik

Pentas seni tersemangat

Pentas seni terkompak

Kelompok terbaik dalam penjelajahan

Individu terbaik dari setiap kelas

Namun, kebahagiaan perlahan berubah menjadi haru. Saatnya berpamitan dengan adik-adik. Pelukan erat, air mata yang jatuh tanpa bisa ditahan, serta janji untuk bertemu lagi suatu hari nanti mengakhiri hari ini dengan penuh emosi.

Hari Keenam: Pulang dengan Kenangan yang Tak Terlupakan

Sabtu, 2 Februari 2025, saatnya kami berpamitan kepada warga Kampung Paniis. Rasa syukur dan haru menyelimuti hati kami. Enam hari bersama, namun rasanya begitu cepat berlalu.

Kami datang untuk mengajar, tetapi justru kami yang banyak belajar—tentang ketulusan, semangat, dan harapan. Pengabdian ini bukan sekadar perjalanan singkat, melainkan perjalanan hati yang akan selalu membekas dalam kenangan kami.

Terima kasih, adik-adik SDN Tamanjaya 2. Terima kasih, warga Kampung Paniis.
Kami pulang, tetapi harapan yang telah kita tanam akan terus tumbuh. Sampai jumpa di lain waktu!

Tentang Penulis:

Inayah Salsabila, mahasiswa semester 6 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam. Saya selalu ingin belajar dan berkembang, terutama dalam bidang sosial dan kemanusiaan. Saya senang berbagi melalui tulisan dan pengalaman pengabdian, menikmati diskusi, serta mencari solusi dalam berbagai tantangan. Namun, saya juga masih belajar menghadapi perfeksionisme dan overthinking dalam mengambil keputusan.

306,878 hit

Please follow and like us:
error70
fb-share-icon0
Tweet 5