Oleh Natasha Harris

Beberapa waktu lalu, sekitar pertengarahan Januari 2025, aku traveling ke Solo, sekalian antar eyang putri pulang. Salah satu hal yang paling aku ingat adalah lukisan-lukisan plus mural yang menghiasi tembok jalanan di kota Solo. Gambar-gambar atau mural tersebut ada di berbagai titik di perempatan (Prapatan) Pasar Pon, Jalan Slamet Riyadi, dan Jalan Gatot Subroto. Lukisan ini membuat kota Solo terasa lebih hidup, dengan cerita yang bisa dibaca cuma dengan melihatnya.

Setiap gambar di tembok jalanan Solo punya karakter dan ceritanya sendiri. Gak ada 2 gambar yang sama, semuanya punya daya tarik tersendiri. Lukisan-lukisan seakan menjadi bagian dari identitas kota. Ada satu hal yang aku perhatikan, beberapa lukisan ini katanya udah ada sejak lama, dan menjadi spot foto legendaris bagi turis. Andai kotaku di Serang-Banten sana seperti ini, mungkin Gen Z sepertiku akan jadi kreatif.

Saat aku melihat-lihat gambar-gambar itu, rasanya seperti berada di dalam sebuah cerita. Meskipun setiap gambar berbeda, mereka tetap saling melengkapi. Jalanan yang biasanya terlihat biasa saja, tiba-tiba terasa penuh makna karena kehadiran karya seni mural ini.

Solo gak cuma mengandalkan keindahan alam atau bangunan bersejarah, tapi juga keberagaman gambar di tembok jalanan yang menambah pesona kota itu sendiri.

Salah satunya lukisan yang satu ini, waktu liat, aku langsung kepikiran betapa hangatnya suasana yang digambarkan. Anak-anak dalam gambar terlihat begitu ekspresif, kayak benar-benar sedang bercanda dan menikmati waktu bersama. Dari semua street art yang aku temui, ini yang paling menarik perhatianku. Ada sesuatu yang khas dari ekspresi anak-anak di gambar. Ini bikin aku mikir, mungkin lukisan ini memang terinspirasi dari kehidupan anak-anak Solo yang sederhana tapi penuh cerita.

Keberadaan lukisan ini juga bikin aku merenung tentang gimana bisa menyentuh perasaan. Seolah-olah aku bisa merasakan keceriaan dan kebahagiaan anak-anak itu, meskipun, cuma digambarkan di atas tembok. Aku bisa bahwa karya seni gak cuma soal keindahan, tapi juga bisa menciptakan hubungan emosional dengan orang yang melihatnya.

Sekarang-sekarang, setiap kali aku inget Solo, yang terbayang bukan cuma tempat-tempat wisata atau suasana kota, tapi juga lukisan-lukisan mural yang telah memberi jiwa pada jalan-jalan di Solo.

*) Bandung, 11 Februari 2025
*) Natasha Harris, Mahasiswi Pendidikan Bahasa Korea, UPI Bandung dan Relawan Rumah Dunia

Please follow and like us:
error70
fb-share-icon0
Tweet 5