Mendengar kabar Pemerintah akan mengaktifkan kembali jalur kereta Rangkasbitung ke Labuan, Pandeglang, Banten sangat menggembirakan. Saya masih ingat masa kecil dulu pernah naik kereta ke labuan, sekitar tahun 1970-an. Aki Acing – ayah Emak yang berasal dari Caringin, Labuan, sering bercerita pernah jadi mandor saat pembangunan stasiun kereta Kadomas dan Labuhan, Pandeglang.

Saya bernostalgia ketika bekerja di RCTI. Sekitar tahun 2000-an membuat sitkom “Ikhlas” yang ditayangkan saat puasa di RCTI. Syutingnya di stasiun kereta Kadomas. Jalur ini sudah dimatikan pada 1984. Padahal jika menggunakan kereta ini, kita duduk di gerbong barAng, kedua kaki menjuntai menikmati pemandangan sawah dan gunung Karang. Sekarang itu masih bisa kita nikmati dengan kereta diesel Merak – Rangkasbitung.

Sekitar 2017-an, saya sedang menyusun novel terbaru berjudul “Bulan Bulat Perak” Saya kembali menyusuri Rangkasbitung-Warung Gunung-Pandeglang-Labuhan. Prihatin melihatnya. Relnya masih ada, tapi sudah bertumpuk dengan rumah-rumah penduduk. Bahkan rel yang melintasi jalan Rangkasbitung-Pandeglang sudah tidak tampak lagi.

Novel ini memakai setting loksi stasiun kereta api Rangkasbitung yang diresmikan Belanda pada 1900. Diceritakan pula HOS Tjokroaminoto pernah naik kereta ke Rangkasbitung terus ke Labuhan. Dia naik andong atau delman ke Menes untuk memberikan orasi kebudayaan. Pidato itu memengaruhi pemuda Alipan yang kemudian merantau naik kereta ke Lamongan – bekerja dipercetakan dan kembali ke Kota Serang mendirikan Partai Komunis.

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas 1 Jakarta, Ferdian Suryo Adhi Pramono mengatakan, “Rencana reaktivasi jalur ini mulai memasuki tahap pembersihan lahan di sepanjang jalur yang kini telah beralih fungsi menjadi pemukiman hingga kebun warga. Tahun ini dan tahun 2026 masih terkait dengan penertiban dan penanganan aset terlebih dahulu. Pembangunannya 2027.”

Ferdian menyebut bahwa proses reaktivasi hingga pengoperasian kemungkinan akan terjadi antara tahun 2027-2029. “Berdasarkan diskusi dengan Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) kemarin, disarankan memang tahun 2027-2028-2029,” kata dia.

Sambil reaktivasi, Ferdian sedang menjajaki kerjasama dengan PT KAI untuk menganggarkan kereta api yang akan digunakan di jalur ini. Menurut Ferdian, nantinya jalur kereta Rangkas-Pandeglang akan menggunakan kereta diesel, bukan kereta rel listrik. Ini asik buat saya karena bisa bernostalgia lagi.

Gol A Gong/Kompas.com

Please follow and like us:
error70
fb-share-icon0
Tweet 5