
Oleh Jordy Alghifari Harris
Pada Jumat, 7 Februari, aku menuliskan beberapa keresahan yang terlintas di dalam pikiranku. Aku menuliskannya di papan tulis dan kubiarkan saja selama berhari-hari tanpa perubahan.
Tadi malam, pada Rabu, 12 Februari, tiba-tiba aku merenungkan diriku di balkon. Aku meratapi nasib masa depanku. Aku berinteraksi dengan Tuhan, dari hati ke hati. Aku melontarkan pertanyaan pada-Nya, “Apakah aku akan sukses? Ataukah keluargaku masih hidup saat aku sukses nanti?”
Suasana terasa hening, bahkan suara hembusan angin pun tak terdengar di telingaku.

Sudah dua jam aku menyendiri di balkon, tak ada satu pun yang menemani. Jikalau pun ada yang menemaniku, entah dari mana itu, aku tak akan memperdulikannya.
Tiba-tiba, aku kepikiran sebuah ide dadakan.
Akhirnya, aku masuk kembali ke dalam rumah dan langsung menuliskan ide itu di laptop agar tidak lupa dan bisa kukembangkan alur ceritanya lagi.

