
Oleh Muhzen Den
Kosakata ini akan terdengar menyenangkan jika ditawarkan kepada anak-anak atau siapapun yang punya uang. Bahkan, tawarannya membuat kita bersemangat untuk memenuhi keinginan hasrat ini. Jajan, yuk jajan!
Jajan dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah kue panganan. Sementara jajanan adalah panganan atau kudapan yang dijajakan. Makna dari kosakata ini sama yang bertujuan untuk melakukan aktivitas jual-beli.

Kosakata jajan jika digunakan sebagaimana mestinya sesuai dengan fungsi dan tempatnya akan bertujuan baik. Namun, kosakata jajan jika disandingkan objek lainnya, misalnya, “Si Marni tiap malam Minggu sering diajak jajan oleh Om-om.”, atau “Karena sering ‘jajan’ di luar, Pak Gondo menulari istrinya penyakit berbahaya.” Dua kalimat ini bermakna, 1) Anak muda yang jadi simpanan Om-om, dan 2) Kebiasaan buruk Pak Gondo yang suka jajan wanita penghibur.
Ini adalah contoh kasus jika kosakata jajan digunakan bukan pada fungsi dan tujuan baik. Namun, jajan akan lebih dekat pada anak-anak. Anak saya ketiga sudah getol minta jajan di warung. Apalagi si bungsu, jika nggak dituruti pasti menangis sejadi-jadinya.
Jajan atau jajanan kosakata yang enak didengar dan dilakukan. Akan tetapi, bagi yang tidak punya uang, kosakata ini terdengar miris dan nelangsa. Sebab, hasrat untuk membeli sesuatu yang diinginkan tidak dapat terpenuhi.
Kosakata jajan juga menawarkan harapan bagi kita. Karena di situ juga ada makna janji yang tersirat. Misalnya seorang ayah untuk menenangkan anaknya yang rewel menggunakan kosakata jajan sebagai kunci. Begini kalimatnya, “Adek jangan nangis ya, nanti kita jajan!”, “Ayah nggak akan lama perginya, kalau pulang kita jajan,” dan lain sebagainya.
Jajan selain mengandung makna ajakan juga janji yang tersirat di dalamnya. Makanya, gunakan kosakata jajan sebagaimana mestinya untuk tujuan yang baik. Namun, jika digunakan untuk tujuan yang kurang baik atau melakukan motif lain, maka jajan memiliki pengaruh lain pula. Ayo kita jajan!

