Aku Gen Z. Di sekolahku temen -temen ngerayain Valentine day, 14 Februari. Tukeran kado. Aku nggak ikut. Selain aku ini miskin – ayahku tukang ojek pangkalan, motornya sewa, ibuku pembantu di perumahan. Aku dibully. Aku diasingkan dan dianggap kuno. Apa yang harus aku lakukan?

Persoalan dunia remaja (Gen Z) memang begitu. Saat saya remaja seperti kamu juga pernah mngalami itu. Saya sangat memahami perasaanmu. Berikut beberapa saran saya yang mungkin bisa membantu:

Menghadapi Situasi

Jangan ambil hati: Ingatlah bahwa bullying dan pengasingan tidak mencerminkan nilai dirimu. Kamu memiliki kelebihan dan keunikan yang tidak dimiliki orang lain.
Cari dukungan: Berbicaralah dengan orang yang kamu percayai, seperti guru, orang tua, atau teman yang baik. Mereka bisa memberikan dukungan dan saran yang berguna.
Fokus pada diri sendiri: Jangan biarkan perasaan negatif orang lain mempengaruhi hidupmu. Fokus pada kegiatan yang kamu sukai, seperti belajar, membaca, atau berolahraga.

Mengembangkan Diri

Jangan merasa malu dengan latar belakangmu: Ayahmu yang bekerja sebagai tukang ojek dan ibumu yang bekerja sebagai pembantu adalah contoh orang yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Kamu harus bangga dengan mereka!
Kembangkan kepercayaan diri: Ingatlah bahwa kamu memiliki kelebihan dan keunikan yang tidak dimiliki orang lain. Fokus pada kekuatanmu dan kembangkan kepercayaan diri.
Jangan biarkan perayaan Valentine Day menentukan harga dirimu: Perayaan Valentine Day hanya satu hari dalam setahun. Jangan biarkan perayaan ini menentukan harga dirimu atau membuatmu merasa tidak cukup baik.

Menghadapi Bully

Jangan melawan: Jangan melawan atau membalas bully. Ini bisa memperburuk situasi.
Tetap tenang: Tetap tenang dan jangan menunjukkan perasaan takut atau marah.
Cari bantuan: Jika bully terus berlanjut, cari bantuan dari guru, orang tua, atau teman yang baik.

Ingatlah bahwa kamu tidak sendirian. Banyak orang yang telah mengalami situasi serupa dan berhasil melewatiinya. Kamu juga bisa!

Tim GoKreaf/Ilustrasi ChAtGPT