Oleh: Zaeni Boli

Siapa yang benar-benar bisa kembali ke masa lalu? Tak ada satu orang pun yang bisa kembali ke masa lalu. Jikapun ada, itu hanyalah sebuah perjalanan dalam fiksi—tidak atau belum benar-benar terbukti. Maka, hidup yang hanya sekali ini patut untuk disyukuri. Hidup bagai sebuah lukisan yang tak bisa kau hapus, maka teruslah berbuat baik. Meski terkadang, sebagai manusia, kita juga khilaf, tetaplah berusaha menjadi orang baik di tengah hidup yang kadang tidak selalu baik-baik saja.

Dalam perjalanan hidup, kita akan dipertemukan dengan orang-orang yang mungkin memiliki karakter berbeda dengan kita. Tak semua orang yang kita temui sesuai dengan apa yang kita harapkan. Maka, perlu adanya saling memahami, mencoba untuk tidak egois atas pilihan-pilihan yang ingin kita capai, serta berusaha untuk terus berkomunikasi dan menyinergikan apa yang kita inginkan, hingga keinginan-keinginan itu menjadi cita-cita bersama.

Dalam hidup yang sekali ini, kita juga sering mendengar istilah setiap masa ada orang, setiap orang ada masa. Seperti perjalanan karier Ronaldo dan Messi yang kini telah sampai di ujungnya. Berkat kerja keras mereka, kita, para pencinta sepak bola, menikmati indahnya sebuah kompetisi yang dibumbui drama serta semangat untuk menjadi yang terbaik. Namun, sehebat-hebatnya mereka berdua, akhirnya mereka pun sampai di penghujung karier. Begitulah hidup—ada titik akhirnya.

Bagi kita yang masih berjalan di muka bumi, patutlah kita memperbanyak doa dan ikhtiar, serta tak lupa bersyukur atas segala karunia dan nikmat yang telah kita dapatkan dalam kehidupan ini. Hidup ini sementara dan tak kekal.

Please follow and like us:
error70
fb-share-icon0
Tweet 5