
Puisi Gol A Gong
RUMAH CINTA
Kau selalu menangisi bintang, karena tidak tahu arah jalan pulang. Kau menolak angin yang membawa cinta kepadamu. Padahal di sana ada arah menuju rumahmu.
Cinta tidak bisa kita genggam. Hanya bisa kita rasakan. Kau harus kosongkan jiwa bencimu. Kau harus enyahkan pikiran burukmu. Cinta akan datang kepadamu dengan segala rupanya.
Jangan tolak cinta. Nikmati itu sebagai rumah abadimu.
*) Taipei, akhir September 2015.

Puisi Rumah Cinta karya Gol A Gong ini berbicara tentang makna cinta yang sejati. Ada beberapa pesan mendalam yang bisa kita ambil:
- Cinta sebagai petunjuk jalan pulang
– Bintang sering diartikan sebagai harapan atau tujuan hidup. Menangisi bintang mungkin berarti seseorang merasa kehilangan arah. Namun, sebenarnya ada angin (takdir, kesempatan, atau seseorang) yang membawa cinta, menunjukkan jalan pulang. - Cinta bukan untuk digenggam, tetapi dirasakan
– Cinta bukan sesuatu yang bisa dimiliki atau dikendalikan sepenuhnya. Ia hadir dalam berbagai bentuk dan harus diterima dengan hati yang bersih. - Melepaskan kebencian untuk menerima cinta
– Benci dan pikiran buruk sering kali menjadi penghalang datangnya cinta dalam hidup seseorang. Jika hati dan pikiran dibersihkan, cinta akan datang dengan sendirinya. - Cinta sebagai rumah abadi
– Rumah sering diibaratkan sebagai tempat paling nyaman dan aman. Dalam puisi ini, cinta dianggap sebagai rumah yang bisa memberikan kedamaian sejati.

Bagian akhir puisi, yang menyebutkan “Taipei, akhir September 2015,” mungkin menandakan bahwa puisi ini ditulis dalam perjalanan atau perantauan, menambah nuansa kerinduan akan rumah dan cinta yang sejati.
Tim GoKreaf/AI
