Oleh: Zaeni Boli

Ide ini sudah muncul sejak awal tahun 2025. Awalnya, pameran ini direncanakan dan diniatkan akan digelar pada bulan Februari. Namun, kini Februari hampir berakhir, dan titik terang yang dinanti ternyata belum juga cukup terang.

Adalah Yan Surahman, seorang guru dengan segudang kemampuan—mengajar, menulis, bahkan melukis. Malam ini, seperti hari-hari sebelumnya, saya mendatangi beliau hanya untuk bertukar kabar dan saling memotivasi dalam kerja-kerja literasi di Flores Timur yang, sayangnya, masih hangat-hangat tahi ayam. Kerja-kerja non-profit seperti ini memang membutuhkan orang-orang militan yang benar-benar bersungguh-sungguh.

Mimpi Yan Surahman sudah ada sejak anaknya bertemu seorang seniman jalanan bernama Tame pada akhir tahun 2024. Anak Pak Yan—begitu saya biasa menyapanya—belajar dan berkolaborasi menggambar bersama Tame. Pak Yan, yang ternyata memiliki hubungan kekerabatan dengan Tame, akhirnya mulai kembali melukis. Hingga kini, ia telah menghasilkan lebih dari 20 karya dengan berbagai tema, di antaranya pendidikan, alam, serta budaya. Beberapa karya Pak Yan juga merupakan hasil kolaborasi dengan peserta didiknya di tempat ia mengajar, serta dengan siswa SMK Sura Dewa.

Dengan banyaknya karya yang telah tercipta, Pak Yan sebenarnya bercita-cita untuk menggelar pameran seni rupa. Namun, keterbatasan waktu, tempat, dan kondisi masih menjadi kendala. Bagi kami yang bukan benar-benar berasal dari sini, kerja-kerja seperti ini sering kali harus dilakukan tanpa dukungan yang memadai. Para pencinta seni harus menemukan jalannya sendiri, bahkan hanya untuk sekadar menggelar pameran.

Namun, Pak Yan tidak berputus asa. Dengan segala keterbatasannya, ia terus mencari cara untuk mewujudkan pameran ini. Salah satu upaya yang sedang diusahakan adalah menggelar pameran keliling di taman-taman baca yang ada di Flores Timur.

Semoga niat baik ini mendapatkan dukungan yang layak demi perkembangan kesenian di Flores Timur. Berbicara tentang kesenian, berarti berbicara tentang saling mendukung—minimal di antara para seniman atau penikmat seni. Sebuah kota bisa dikenali dari keseniannya yang tumbuh dan berkembang.

Setelah menikmati karya-karya yang dipajang di kediamannya—yang sekaligus menjadi galeri dan basecamp Komunitas Jejak Zaman—saya pun berpamitan untuk kembali ke rumah.

Please follow and like us:
error70
fb-share-icon0
Tweet 5