
Oleh: Zaeni Boli
Jam masih menunjukkan dini hari, tetapi kami sudah terbangun lebih awal—hal yang mungkin tak biasa dalam kesibukan dan rutinitas harian banyak orang, tak terkecuali kami. Sebagai keluarga kecil, kami menyambut Ramadhan kali ini dengan rasa syukur karena masih diperkenankan berjumpa kembali dengan bulan mulia, bulan suci, bulan penuh pengampunan—bulan Ramadhan yang penuh berkah.
Demi itu, kami pun turut melaksanakan sahur bersama keluarga. Bukan dengan kemewahan, tetapi dengan kesederhanaan, sebagaimana dicontohkan oleh Baginda Rasulullah SAW. Jika Rasulullah hanya sahur dengan beberapa butir kurma, kami pun cukup dengan dua butir telur yang dipotong untuk empat orang, tanpa tambahan lauk apa pun.
Ya, Ramadhan adalah momen untuk belajar dan berempati pada penderitaan mereka yang kurang beruntung secara ekonomi—merasakan lapar di siang hari dan memahami beratnya perjuangan hidup. Maka, tak jarang kita menemukan orang-orang dewasa yang, sangat disayangkan, tak sanggup menjalankan ibadah puasa, padahal sesungguhnya itu adalah sebuah kewajiban.
Namun, terlepas dari itu, kita semua merasa beruntung karena Allah SWT masih mengizinkan kita bertemu dengan Ramadhan tahun ini. Aamiin untuk kita semua. Semoga selalu sehat dalam menjalankan ibadah puasa dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

