
Oleh: Zaeni Boli
Langit sore cerah setelah sebelumnya diguyur hujan. Udara di Larantuka menjadi hangat. Hari ini, 8 Maret 2025, saatnya berburu takjil. Saya mengajak anak dan istri ngabuburit seperti hari-hari biasanya di bulan puasa. Kegiatan ini kami lakukan untuk sekadar menghabiskan waktu menjelang berbuka.
Larantuka memang kota dengan mayoritas penduduk Katolik, tetapi bukan berarti tidak ada Muslimnya. Di daerah Kampung Baru dan Postoh, banyak warga Muslim yang tinggal di sana. Hampir setiap bulan Ramadan tiba, mereka ramai-ramai menggelar dagangan, khususnya di Kampung Baru.

Tempat ini menjadi sangat ramai saat bulan puasa. Kita bisa menemukan berbagai macam menu Ramadan, mulai dari kue-kue seperti klepon, gorengan, lemper, dan lain-lain. Selain itu, ada juga yang menjual kelapa muda dengan harga yang cukup terjangkau, sekitar Rp15.000 untuk dua buah kelapa muda.
Inilah asyiknya berpuasa di kota kami, Larantuka. Kota yang indah di tepi pantai dengan pemandangan Gunung Ile Mandiri serta sejarah panjang perjalanan sebuah kota.

Tak terasa, magrib semakin dekat. Setelah menikmati waktu ngabuburit bersama keluarga, kami memutuskan untuk berbuka puasa di rumah saja dengan menu sederhana hasil berburu di Kampung Baru.
Sebagai informasi, puasa tahun ini bertepatan dengan puasa umat Katolik, loh!
Salam toleransi dari Flores Timur.

