Puisi Gol A Gong
SENJA DI MENADO

di depan gereja tua
ada sisa tadi malam
Tuhan tak terkatakan
menjalar ke sudut kota
diaduk dalam kopi setengah
cangkirmu yang retak

“Kau tahu bahasa bibir, mengarah ke sejarah,”
lelaki China Belanda meraih senja Menado Tua

di boulevard aku mengajak Amerika
berdansa bersama kertas tagihan
menghitung angin
memasukkan ke dalam ombak

“Kau tahu tinutuan telah lama dingin,”
aku lipat buku harian di tubuhmu

*) Top Hotel, 29/8/2014
*) tinutuan adalah bubur khas Manado

Puisi “Senja di Menado” karya Gol A Gong ini memiliki suasana melankolis yang menggambarkan percampuran budaya, sejarah, dan kehidupan modern di Manado. Beberapa hal yang bisa diperhatikan dalam puisi ini:

  1. Nuansa Religius dan Sejarah
    • “Di depan gereja tua” → menunjukkan adanya pengaruh sejarah kolonialisme dan agama di Manado.
    • “Lelaki China Belanda” → menggambarkan keberagaman etnis di Manado yang memiliki akar sejarah panjang, terutama dari pengaruh kolonial Belanda dan komunitas Tionghoa.
  2. Simbolisme Kehidupan dan Perubahan
    • “Tuhan tak terkatakan / menjalar ke sudut kota” → bisa diartikan sebagai kehadiran spiritual yang terasa tetapi tak bisa diungkapkan secara langsung.
    • “Cangkirmu yang retak” → simbol ketidaksempurnaan atau sesuatu yang sudah lama, tapi masih digunakan.
  3. Modernisasi dan Kapitalisme
    • “Di boulevard aku mengajak Amerika / berdansa bersama kertas tagihan” → menggambarkan bagaimana budaya asing (Amerika) masuk dan berdampingan dengan kehidupan lokal, yang juga erat dengan urusan ekonomi dan kapitalisme (tagihan).
  4. Melankoli dan Kenangan
    • “Kau tahu tinutuan telah lama dingin” → tinutuan (bubur khas Manado) yang dingin bisa menjadi metafora untuk sesuatu yang dulunya hangat dan berharga tetapi kini telah berubah atau terlupakan.
    • “Aku lipat buku harian di tubuhmu” → mencerminkan kenangan yang disimpan dalam diri seseorang.

Secara keseluruhan, puisi ini bermain dengan citra sejarah, budaya, dan modernitas yang berpadu dalam satu lanskap kota Manado. Ada rasa nostalgia dan refleksi tentang bagaimana perubahan zaman berdampak pada kehidupan sehari-hari.

REDAKSI: Tim Redaksi golagongkreatif.com sengaja berdialog dengan ChatGPT tentang puisi-puisi Gol A Gong. Kita akan melihat sejauh mana kecedasan buatan ini merespon puisi-puisi Gol A Gong. Supaya tidak salah paham, puisi-puisinya ditulis asli oleh Gol A Gong. Kebanyakan puisi-puisi lama. Semoga metode adaptasi dengan kecerdasan buatan ini membuka wawasan berpikir kita tentang isi hati penyair. Selebihnya, kita tertawa bahagia saja, ya.

Please follow and like us:
error71
fb-share-icon0
Tweet 5