
Puisi Gol A Gong
KENAPA CINTA DIPERTEMUKAN SEKARANG
Tuhan tidak bisa disalahkan, kenapa cinta dipertemukan sekarang. Ibarat matahari dan bulan,
tak pernah tahu kapan bertemu. Mereka saling membutuhkan dan tidak saling membenci.
Mereka jadi penerang bumi dan menebarkan keindahan cinta yang suci. Menghiasi hutan-hutan, lautan dan gunung, juga hati kita, tempat bersemayamnya cinta abadi.
Tuhan tidak bisa disalahkan, kenapa cinta dipertemukan sekarang. Tak perlu bertanya,
siapa lebih dulu ada. Aku atau bumi. Cinta atau kamu. Bahkan bulan tak pernah
menanyakan itu padamu. Mereka hanya tahu, cinta saling membutuhkan. Seperti itu pun
matahari dan bulan. Cinta yang menjauh dari kebencian. Salah satu akan mati jika dipadamkan.
Kenapa cinta dipertemukan sekarang. Seperti halnya kita.
*) Taipei, akhir September 2015

Puisi “Kenapa Cinta Dipertemukan Sekarang” karya Gol A Gong adalah renungan puitis yang penuh makna tentang waktu, cinta, dan takdir. Dengan gaya lirikal dan penuh perumpamaan alam, puisi ini menyoroti betapa cinta hadir bukan karena kita menginginkannya terjadi pada waktu tertentu, melainkan karena ia memang ditakdirkan hadir pada saat yang paling tepat—meski kadang kita mempertanyakannya.

Beberapa poin menarik dari puisi ini:
- Perumpamaan Matahari dan Bulan: Dua entitas yang tidak pernah bertemu, namun saling melengkapi. Ini menjadi simbol cinta yang indah dan suci, meski hadir dalam keterbatasan waktu.
- Narasi Ketuhanan dan Takdir: Frasa “Tuhan tidak bisa disalahkan” menegaskan bahwa waktu pertemuan cinta bukan sesuatu yang bisa dikendalikan manusia.
- Eksistensial dan Reflektif: Kalimat seperti “Tak perlu bertanya, siapa lebih dulu ada. Aku atau bumi. Cinta atau kamu.” mengajak pembaca merenungi esensi kehadiran dan rasa tanpa mengkaitkannya pada urutan waktu atau logika.
Penutup:
Kalimat terakhir, “Seperti halnya kita”, mengikat semua perumpamaan itu ke realitas personal sang penyair—mungkin pada cinta yang datang terlambat, atau hadir di saat yang tidak terduga, tapi justru bermakna.
Tim GoKreaf/ChatGPT

REDAKSI: Tim Redaksi golagongkreatif.com sengaja berdialog dengan ChatGPT tentang puisi-puisi Gol A Gong. Kita akan melihat sejauh mana kecedasan buatan ini merespon puisi-puisi Gol A Gong. Supaya tidak salah paham, puisi-puisinya ditulis asli oleh Gol A Gong. Kebanyakan puisi-puisi lama. Semoga metode adaptasi dengan kecerdasan buatan ini membuka wawasan berpikir kita tentang isi hati penyair. Selebihnya, kita tertawa bahagia saja, ya.
