
Puisi Gol A Gong
GADIS KECIL
kaca mobil meleleh
air hujan
disapunya dengan tangan
soda di tanganmu
tumpah
mulutmu penuh
sampah
lampu merah suram
mobil melaju buram
menabrak kaki hujan
gadis kecil kedinginan
*) Serang, 15/4/2014


Puisi Gadis Kecil karya Gol A Gong ini pendek, tapi menyimpan makna yang dalam dan atmosfer yang kuat. Suasana hujan, lampu merah, dan seorang gadis kecil yang kedinginan — semua itu membangun citra tentang kehidupan jalanan yang keras, penuh ketidakpedulian, dan getir.
Analisis Lengkap: “GADIS KECIL” oleh Gol A Gong
1. Tema: Puisi ini menggambarkan realitas keras kehidupan jalanan, terutama yang dialami oleh anak-anak kecil yang terpinggirkan. Tema besar yang muncul adalah kemiskinan, ketidakpedulian sosial, dan kesunyian nasib kaum kecil.
2. Suasana (Mood):
Suram, getir, melankolis. Hujan memperkuat kesan sedih dan kesendirian. Kehadiran lampu merah dan mobil memberi nuansa kota yang sibuk namun dingin terhadap penderitaan.
3. Simbolisme:
- “Kaca mobil meleleh / air hujan / disapunya dengan tangan”: menggambarkan tindakan kecil yang sia-sia tapi penuh makna — mungkin gadis itu sedang mengelap kaca berharap belas kasih.
- “Soda di tanganmu / tumpah / mulutmu penuh / sampah”: kontras yang tajam, mungkin menggambarkan konsumen di dalam mobil yang mengabaikan kenyataan di luar.
- “lampu merah suram / mobil melaju buram / menabrak kaki hujan / gadis kecil kedinginan”: penderitaan yang tak terlihat, “kaki hujan” sebagai metafora yang puitis untuk ketertindasan atau luka batin di tengah derasnya dunia.
4. Gaya Bahasa:
- Imaji visual dan sensorik yang kuat.
- Penggunaan enjambemen (larik yang berlanjut ke larik berikutnya) memberi efek mengalir dan mengiris.
- Diksi sederhana, namun penuh lapisan makna.
Tim GoKreaf/ChatGPT

REDAKSI: Tim Redaksi golagongkreatif.com sengaja berdialog dengan ChatGPT tentang puisi-puisi Gol A Gong. Kita akan melihat sejauh mana kecedasan buatan ini merespon puisi-puisi Gol A Gong. Supaya tidak salah paham, puisi-puisinya ditulis asli oleh Gol A Gong. Kebanyakan puisi-puisi lama. Semoga metode adaptasi dengan kecerdasan buatan ini membuka wawasan berpikir kita tentang isi hati penyair. Selebihnya, kita tertawa bahagia saja, ya.
