
Saya pernah ke Jepang tahun 1989, Tokyo dan Kobe. Saat itu melihat orang Jepang membaca buku dan koran di mana-mana. Bahkan ada yang tidur di shinkansen berbantalkan koran yang setebal bukuk telepon yellow book.
Di Jepang, tidur sebentar di tempat kerja tidak hanya diizinkan, tetapi dianggap sebagai bukti dedikasi dan kerja keras. Kebiasaan ini disebut ‘inemuri’, yang mencerminkan jam kerja panjang para karyawan. Berbeda dengan budaya lain yang mungkin menganggapnya malas, di Jepang, tidur sejenak saat bekerja justru dilihat sebagai hal yang wajar.

Perusahaan menganggap ‘inemuri’ sebagai tanda bahwa karyawan begitu giat bekerja hingga perlu istirahat sejenak. Dalam budaya yang menghargai kerja keras dan loyalitas, tidur di kantor justru dipandang sebagai bentuk komitmen, bukan kemalasan. Hal ini menunjukkan pendekatan yang lebih seimbang antara produktivitas dan kesejahteraan karyawan.
Di Indonesia inemuri atau tidur siang dianggap malas dan buang-buang waktu. Saya sendiri termasuk yang senang tidur siang. Saat bekerja di dunia kreatif, 1988-2008, setiap ada kesempatan tidur siang, pasti tidur. Bisa di mushola kantor, di perjalanan dinas luar kota atau telungkup di meja kerja . Tubuh ini di siang hari harus diberi kesempatan beristirahat. Tidak perlu lama, antara 15 – 30 menit.
Tim GoKreaf/Internet

