
Saya tidak pernah bosan datang ke Taman Sari, Kota Serang. Banyak kenanan di sini. Tahun 1970-80an Taman Sari sangatlah unik. Ada pom bnsin dan termina kecil untuk mobil angkutan umum jalur barat (arah Balaraja) dan selatan (dari Pandeglang). Juga toko alat-alat Pramuka, kelontong, warung makan, dan di raeal dalamnya ada bioskop Misbar alias gerimis bubar. Saya paling betah nongkrong di sini.



Keunikan lainnya, ada prostitusi terselubung kelas bawah. Juga Beti alias bencong taman sari, yang tentu teman-temannya mangkal di stasiun kereta api. Di depan Taman Sari ada penginapan – sekarang Nnia Hotel. Jangan lupa, ada rumah dokter Jubahar yang melegenda – saya beberapa kali berobat ke sini. Sekarang jadi cafe.
Dalam perkembangannya setelah reformasi, Taman Sari jadi kuhu. Penuh sesak dengan pedagang. Tak ada lagi ruang publik, semuanya bernilai ekonomi, ditransaksikan. Setelah Banten jadi provinsi pada 2000, Taman Sari sungguh jadi kotoran di sebuah ruang tamu, tak layak menyandang gelar sebagai ibu kota Provinsi Banten.

Giliran jadi Pemerinta Kota Serang pada 2007, Taman Sari sempat bersolek sebentar jadi destinasi kuliner, ada panggung terbuka. Saya berpikir, ini akan jadi titik kejut karena stasiun kereta Royal terhubung ke Merak-Rangkasbitung-Tanah Abang. Saya pernah beberapa kali kulineran di sini. Ada rasa optimis – walaupun kesan kumuh masih terasa – bahwa untuk wisata kuliner malam bisa mampir ke sini. Tapi ternyata hanya beberapa bulan, kemudian mati suri Taman Sari. Kembali jadi pasar Berembus kabar tidak sedap, bahwa Taman Sari dikuasai oleh kelompok tertentu sehingga sulit ditertibkan.
Taman Sari terus bergulir. Jika di akhir pekan, saya sarapan di warung kaki limanya dan membeli ikan hias. Di dalam hati sering terlintas, mestinya Taman Sari jadi daya tarik wisata. Jadi semacam teras kota, tempat berkumpul aktivitas seni. Menjualnya ke turis juga mudah karena ada stasiun kereta. Saya sudah membayangkan ada pasar malam, panggung ekspresi, cosplay, street food, carnaval, wisata sejarah dengan kereta dari Royal-Taman Sari-Karangantu. Banyak gedung tua di sekitar Taman Sari. Terutama di real PJKA (PT KAI).

Muncul pejabat baru dan muda seperti Wahyu Nurjamil. Pada 2021 pasar Taman Sari yang kumuh dipindahkan ke Pasar Kepandean
Pemkot Kota Serang melakukan ini semua mengacu ke Peraturan Daerah (Perda) Kota Serang Nomor 8 Tahun 2020 mengatur tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang tahun 2020-2040. Penataan ruang di daerah kabupaten atau kota dikoordinasikan oleh bupati atau wali kota.
Wahyu Nurjamil, Kepala Dinas Perindagkop UMKM, ketika dikonfirmasi menjawab, “Kami dari Pemkot Serang sudah mengingatkan ini sejak 2023. Para pedagang sembako di areal dalam Taman Sari sudah pindah ke pasar Kepandean. Tinggal pedagang kios ikan.”
Gol A Gong

