
Oleh: Zaeni Boli
Hari ini, di sekolah kami sedang dilaksanakan ujian akhir sekolah untuk kelas 12. Tak terasa, kebersamaan kami—para guru—dengan anak-anak ini akan segera berakhir. Ada haru, juga sedih, serta pengharapan yang tinggi bahwa mereka akan sukses meraih cita-citanya.
Namun, pastinya tak mudah untuk itu. Dalam sebuah portal berita, dikabarkan bahwa anak-anak Gen Z hari ini sedang berada dalam situasi NEET (Not in Education, Employment, or Training)—sedang tidak mengikuti pendidikan, pelatihan, atau bekerja, alias menganggur. Data dari BPS mencatat bahwa sekitar 20,31 persen dari rentang usia 15–24 tahun berada dalam kondisi ini. Jumlah yang tentu tidak sedikit.
Apa kiranya yang menyebabkan hal tersebut? Di antaranya adalah:
- Kurangnya pengalaman kerja
Bagaimana mungkin anak-anak yang baru selesai studi sudah memiliki pengalaman kerja? Hal ini tentu menjadi salah satu penghalang bagi Gen Z untuk mendapatkan pekerjaan. - Kesenjangan keterampilan
Anak-anak Gen Z yang baru lulus biasanya belum mampu menunjukkan keterampilan, atau bahkan belum memahami keterampilan apa yang dibutuhkan di dunia kerja. - Harapan yang terlalu tinggi
Ini juga menjadi pekerjaan rumah berikutnya. Anak-anak Gen Z yang belum memiliki keterampilan dan pengalaman kerja justru memiliki ekspektasi tinggi terhadap dunia kerja, termasuk gaji di tempat mereka bekerja. Hal ini tidak selaras dengan keahlian dan pengalaman mereka. Ini sesuatu yang perlu diingatkan kepada mereka: bahwa dunia tak selalu berjalan sesuai keinginan kita. - Perspektif yang negatif
Sering kali, belum-belum pemberi kerja sudah berpikiran negatif, bahwa Gen Z tidak bisa apa-apa. Padahal, tidak selalu demikian. Beberapa anak Gen Z terbukti memiliki prestasi yang patut dibanggakan. Salah satunya, lolosnya Timnas U-17 ke Piala Dunia mendatang.
Lalu, dari beberapa permasalahan ini, kira-kira solusi apa yang bisa ditawarkan untuk anak-anak kita, Gen Z? Beberapa solusinya mungkin adalah:
- Peningkatan keterampilan
- Menyesuaikan ekspektasi
- Membangun jejaring
- Menunjukkan potensi
Beberapa solusi ini bisa ditawarkan untuk anak-anak kita yang mungkin baru lulus sekolah tahun ini. Semoga dunia makin baik untuk kita semua huni.

