Kadang kita lupa ya, bahwa orang dewasa juga punya luka kecil dari masa lalu yang belum sempat sembuh. Ada bagian dalam diri kita yang masih rapuh, masih butuh dipeluk, masih ingin dimengerti.. Itulah kenapa malam ini aku mutusin buat nonton Jumbo, film animasi Indonesia terbaru di tahun ini.

Aku nonton bareng Irma di XXI Ciwalk Bandung. Awalnya tuh cuma penasaran gara-gara lihat banyak orang dewasa bahas film ini di sosial media. Tapi ternyata, Jumbo bukan cuma film buat anak-anak, tapi juga buat anak-anak yang masih tinggal di dalam diri kita (inner child).

Jumbo sendiri bercerita tentang Don, anak yatim piatu berusia 10 tahun yang sering diremehkan teman-temannya karena tubuhnya besar. Ia tumbuh dengan buku dongeng penuh ilustrasi yang diwariskan orang tuanya, yang lalu ia ingin membuktikan dirinya ke teman-temannya, lewat pertunjukan bakat dengan menampilkan sandiwara panggung dari buku itu. Di prosesnya, Don bertemu Meri, seorang gadis misterius yang sedang mencari orang tuanya yang hilang. Nah, dari sinilah mereka bersama menjalani petualangan penuh keajaiban, keberanian, dan kepercayaan diri.

Yang bikin film Jumbo ini makin berkesan buatku adalah latar belakang keluarga Don. Orang tuanya adalah penulis, hal ini langsung bikin aku keingat rumah. Mama dan papaku juga sering menghabiskan malam mereka untuk menulis. Sepanjang nonton, aku tiba-tiba kangen rumah, kangen momen-momen kecil yang dulu kuanggap biasa aja. Film ini seperti pelan-pelan mengaduk kenangan dan bikin aku sadar, ternyata rindu bisa muncul lewat cara yang gak disangka ya.

Di film Jumbo, karakter favoritku adalah Mae, dia adalah satu-satunya sahabat perempuan Don yang selalu ada di saat sulit. Mae digambarkan sebagai sosok yang kreatif, peka, dan bisa diandalkan. Tapi yang paling aku suka, dia punya keberanian dan ketegasan untuk menegur Don saat sikapnya mulai menyakiti orang lain. Mae itu kayak reminder di hidup, bahwa teman yang baik bukan cuma yang nemenin, tapi juga yang gak takut mengingatkan kita. Meskipun jadi perempuan satu-satunya, karakter Mae gak pernah diposisikan lemah, justru menurutku jadi sosok paling dewasa.

Aku dan Irma tadi dapet kursi pojok di barisan tengah. Jam tayangnya 16.50, film selesai sekitar 18.40. Dan tau gak sih, suasana studionya rame banget dan hampir semua penonton adalah orang dewasa. Rasanya hangat banget bisa nonton bareng orang-orang yang mungkin juga punya alasan pribadi kenapa mereka memilih duduk di ruangan yang sama sore ini.

Dari film ini, aku belajar banyak hal. Bahwa ketika emosi lagi gak stabil, jangan sampai orang lain jadi pelampiasannya. Kemudian janji juga bukan cuma kata, tapi tanggung jawab. Dan bahwa setiap orang punya luka yang gak kelihatan, makanya penting untuk saling mendengar, bukan cuma mau didengar. Semua pesan itu disampaikan lewat alur dan visual yang indah di film ini. Apalagi tau kalau proses produksinya sampai lima tahun, makin salut aku sama totalitasnya. Menurutku, ini adalah animasi Indonesia yang terbaik sejauh ini!!

Buat kamu yang mungkin lagi merasa kosong, kehilangan arah, atau cuma butuh sesuatu yang menyentuh hati, Jumbo bisa nih jadi tempat pulang sejenak. Film ini cocok buat anak kecil, termasuk anak kecil yang masih tumbuh dalam diri kita.

Bukan cuma soal petualangan seru, tapi juga soal berdamai dengan diri sendiri. Dan kadang, kita semua cuma butuh diingatkan lagi, mungkin tentang kebaikan, keberanian. Dan yang bikin bangga, film Jumbo bikinan anak bangsa Indonesia.

Jumbo adalah film petualangan fantasi animasi Indonesia tahun 2025 yang disutradarai oleh Ryan Adriandhy dalam debut penyutradaraannya. Film produksi Visinema Studios ini dibintangi oleh Prince Poetiray, Bunga Citra Lestari, dan Ariel Noah. Jumbo tayang perdana di bioskop pada tanggal 31 Maret 2025. Wikipedia
Tanggal rilis: 31 Maret 2025 (Indonesia)
Sutradara: Ryan Adriandhy
Produser: Anggia Kharisma, Novia Puspa Sari
Perusahaan produksi: Visinema Pictures
Produser eksekutif: Angga Dwimas Sasongko, Raharja Suwitno
Skenario: Ryan Adriandhy, Widya Arifianti

*) Bandung 10 April 2025 – Penulis mahasiswi Pendidikan Bahasa Kore UPI Bandung

Please follow and like us:
error72
fb-share-icon0
Tweet 5