
Saya mau bercerita lewat tulisan ini kepada kamu. Sekarang saya kuliah di Perguruan Tinggi Negeri ternama jalur beasiswa. Saya ini berasal dari keluarga miskin. Ayah saya tukang ojek pangkalan. Ibu saya pembantu rumah tangga. Saya anak pertama, kelas 2 SMA. Adik saya 2 masih di SMP dan SD. Saya sering dibully. Saya sekolah karena mendapat batuan beasiswa dari lembaga amil zakat. Apa yang harus saya lakukan untuk membantu keluarga?
Saya sadar risikonya menuliskan ini semua. Jika teman-teman di sekolah membaca tulisan saya ini, mereka pasti akan bahagia dan kembali membully saya. Saya memang sedang memikul beban yang berat untuk anak Gen Z seusia saya. Tapi yang saya lakukan sekarang, saya tetap berjuang di sekolah meskipun keadaan sulit. Saya ingin jadi kebanggaan keluarga. Syukur-syukur bisa membantu keluarga dan menyekolahkan kedua adaik saya hingga kuliah.
Saya ingin berbagi kepada kamu semua, kenapa saya bisa bertahan. Berikut ini beberapa langkah yang saya lakukan saat di SMA, meletawi rintangan pembullyan, membantu keluarga, sekaligus membangun masa depan saya:

1. Fokus Jaga Prestasi di Sekolah
Karena saya sudah dapat beasiswa dari lembaga amil zakat, itu artinya saya harus menjaga nilai di sekolah, ikut lomba seperti olimpiade matematika, karya tulis, pidato, dll. Cara itu agar saya bisa menarik perhatian lebih banyak pihak yang bisa membantu, termasuk kampus nanti lewat jalur beasiswa penuh (seperti KIP Kuliah). Dan itu berhasil.
2. Cari Penghasilan Tambahan yang Aman dan Masuk Akal
Berikut beberapa opsi yang pernah saya lakukan setelah pulang sekolah:
- Jualan online kecil-kecilan: Misalnya jual pulsa, aksesoris HP, atau makanan ringan ke teman sekolah. Alhamdulillah, langganannya teman-teman di sekolah.
- Les privat / bantu anak kecil belajar: Membuka les dalam satu mata pelajaran untuk anak SD atau SMP. Adik dari teman-teman di sekolah dan tetangga jadi murisnya.
- Konten digital sederhana: Saya rajin membaca di perpustakaan sekolah. Saya sering menulis resensi bukunya di akun medsos saya. Saya juga menulis cerita di platform seperti Wattpad atau media sosial. Semoga nanti dilirik penerbit.
3. Bangun Relasi dan Lingkaran Dukungan
- Minta tolong guru: Saya meminta tolong kepada guru untuk minta nasihat atau bantuan. Kadang mereka bisa carikan bimbingan atau kerja sambilan. Saya sering diminta untuk mencuci mobil mereka, membersihkan halaman rumah mereka. Lumayan buat beli buku.
- Saya juga bergabung dengan komunitas remaja di luar sekolah yang positif, seperti remaja masjid, komunitas literasi, atau pemuda karang taruna. Saya menempa diri di organisasi.
- Jika kamu senasib dengan saya, sering dibully, jangan biarkan bullying menghancurkan semangatmu. Saya dan kamu sedang tumbuh jadi seseorang yang tangguh. Jangan percaya kata-kata jahat mereka—mereka hanya melihat sekarang, tapi tidak tahu betapa cerah masa depanmu.

4. Rancang Mimpi, Meski Kecil
Boleh kok kamu bermimpi besar: kuliah, punya usaha, bantu orang tua keluar dari kemiskinan. Tapi juga boleh mulai dari hal kecil: lulus dengan nilai bagus, bantu adik belajar, sisihkan sedikit uang untuk tabungan. Itulah yang saya alami: berjuang keras dan pantang menyerah.
Ya, inilah yang saya alami. Jika kamu terus dibully, hanya ada 2 keungkinan: kamu bisa lemah atau bisa kuat. Kamu bisa kalha, juga kamu bisa menang. Pilihannya ada di kamu. Ingat, kesempatan emas itu harus kamu rebut.
*) Seperti yang diceritakan Badrudin kepada Tim GoKreaf

